Fakta Baru File 'To You Whomever' Ibu-Anak Sisa Kerangka di Cinere

Fakta Baru File 'To You Whomever' Ibu-Anak Sisa Kerangka di Cinere

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 09 Sep 2023 07:46 WIB
Penemuan kerangka mayat ibu GA (64) dan anaknya DA (38) di rumah Cinere, Depok, membuat geger warga setempat. Kondisi luar rumah juga tampak tak terawat.
Rumah korban Ibu GA dan anak DA ditemukan meninggal dunia, Cinere, Depok. Jasad keduanya dalam kondisi tinggal kerangka. (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

File berjudul 'To You Whomever' ditemukan tersimpan pada laptop di rumah ibu berinisial GA (64) dan anaknya berinisial DA (38), yang ditemukan tak bernyawa dan jasadnya sudah menjadi kerangka di Cinere, Depok, Jawa Barat (Jabar). Polisi mengatakan dokumen elektronik tersebut menjadi petunjuk untuk memecahkan kasus ini.

"Sementara kami menemukan satu petunjuk. Satu petunjuk dari laptop, yang diduga laptop korban, yang berjudul 'To You Whomever'," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, kepada wartawan, Jumat (8/9/2023).

Dugaan awal, file berjudul 'To You Whomever' adalah pesan korban kepada siapa saja yang menemukan jasadnya dan sang ibu. Hengki menjelaskan pesan tersebut seperti diketik korban DA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi di sana tertulis, 'Siapa pun yang membaca tulisan ini, mungkin pada saat melihat tulisan ini, saya dan ibu saya sudah meninggal dunia'. Itu dalam laptop," jelasnya.

Hengki menerangkan temuan dokumen elektronik tersebut sedang ditelaah pihaknya dan tim digital forensik. Hengki enggan menyimpulkan buru-buru soal dokumen berjudul 'To You Whomever'.

ADVERTISEMENT

"Apakah memang ini tulisannya jenazah ini, atau mungkin merupakan desepsi, kita nggak tahu. Mungkin ada orang juga yang nulis, kita nggak tahu," ucap mantan Kapolres Metro Jakarta Barat ini.

Dia pun mengatakan penyidik belum dapat menyimpulkan penyebab meninggalnya GA dan DA. Masih terbuka berbagai kemungkinan, lanjut Hengki, bisa jadi kematian secara alami, insiden, bunuh diri hingga pembunuhan.

"Biar nanti alat bukti yang akan mengarahkan kira-kira apa yang terjadi," sambungnya.

Hengki lalu menyampaikan, penyidik melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk menguak teka-teki kasus ini. Hengki juga berencana menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang pada Sabtu (9/9).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi. (Silvia Ng/detikcom)

Lihat juga Video 'Alphard Usang Saksi Bisu Misteri Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Hengki mengatakan proses autopsi masih dilakukan. Nantinya akan didalami apakah dari jenazah korban ditemukan kandungan racun atau tidak.

"Hari ini tim forensik di bawah pimpinan Kabid Dokkes Polda Metro Jaya sedang melaksanakan autopsi lengkap. Untuk melihat-menganalisis jenazahnya. Apa penyebab kematiannya. Kemudian apakah ada unsur racun di dalam jenazahnya itu, toksin," jelasnya.

Pihak kepolisian, lanjut Hengki, masih mendalami penyebab pasti kematian kedua korban. Apakah ada dugaan bunuh diri, pembunuhan, ataupun kemungkinan lainnya.

Analisis Pakar terkait File 'To You Whomever'

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel juga turut mengikuti kasus penemuan jasad ibu dan anak yang tinggal kerangka ini. Jika benar dokumen elektronik 'To You Whomever' buatan korban, Reza mengindikasikan korban terisolasi dari lingkungan sosialnya saat masih hidup.

"Kalimat 'To You Whomever' dengan demikian mengindikasikan bahwa boleh jadi keluarga ini memang sudah terisolasi sedemikian rupa, sudah berjarak sedemikian jauh dari lingkungan sosialnya. Sampai-sampai pesan akhir yang mereka bikin pun tidak ditunjukkan kepada pihak tertentu," kata Reza kepada wartawan.

"Pilihan kata 'whomever' menjadi suatu yang unik, karena pesan itu seolah tidak dikirim kepada pihak tertentu secara spesifik. Entah itu keluarganya, entah itu temannya, entah itu tetangganya, atau entah pihak tertentu yang memang dialamatkan akan menerima pesan tersebut," imbuh Reza.

Menurutnya, sekitar 90 persen kasus bunuh diri karena pelakunya mengidap gangguan afektif. Relasi sosial yang jauh, tambah Reza, menjadi penanda korban mengalami depresi atau gangguan afektif.

"Seperti sudah membayangkan jenazah mereka akan ditemukan lewat penemuan secara entah itu sengaja maupun tidak sengaja. Kita dapatkan suatu profil kecil tentang bagaimana relasi sosial orang yang mengakhiri hidupnya dengan lingkungan sosialnya pun itu menurut saya tidak terlalu mengejutkan," tutur Reza.

"Dalam pengertian bahwa sekitar 90 persen kasus bunuh diri para pelakunya memang mengidap gangguan afektif, perasaan yang tidak stabil, mood yang bergoyang, yang berayun, depresi dan seterusnya," tambah dia.

Reza Indragiri AmrielPakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel (Ari Saputra/detikcom)

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Seperti diberitakan, mayat GA dan DA ditemukan dalam kondisi sudah menjadi kerangka di dalam kamar mandi rumah mereka pada Kamis (7/9). Adalah tetangga yang pertama kali mencurigai kejanggalan di rumah korban.

Tetangga korban, Jafar, mengaku tak lagi melihat aktivitas di rumah korban. Pun korban terakhir terlihat menaiki taksi meninggalkan rumah pada Juli lalu.

Singkat cerita, Jafar mengajak pihak RT mengecek rumah korban. Jafar sendiri awalnya mengira korban pergi ke luar negeri.

Saat memasuki halaman rumah, kemudian garasi, tercium bau tak sedap yang ternyata berasal dari jasad ibu dan anak yang sudah melewati proses pembusukan. Temuan kedua jasad ini lalu dilaporkan satpam perumahan kepada pihak berwajib.

TKP penemuan mayat tinggal kerangka di Cinere, Depok (Devi/detikcom)Lokasi penemuan mayat tinggal kerangka di Cinere, Depok (Devi/detikcom)
Halaman 2 dari 3
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads