Warga Gunung Sindur, Jawa Barat mengeluhkan air yang diduga tercemar bahan bakar minyak (BBM). Warga Gunung Sindur pun dianjurkan untuk sementara tak memasak di dapur.
Mendengar informasi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Lingkungan Hidup bergerak menyelidiki. DLH pun melakukan asesmen.
"(DLH) sudah asesmen, terkait adanya temuan di Gunung Sindur ada air yang bercampur dengan BBM, mungkin bocor dari SPBU, kami mungkin nanti akan minta laporan lebih rinci dari DLH," kata Bupati Bogor Iwan Setiawan kepada wartawan di Citeureup, Kamis (8/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asesmen dilakukan untuk mencari sumber diduga BBM mencemarkan air di rumah warga. Hal tersebut menurutnya berbahaya karena bisa bisa menimbulkan kebakaran.
"Iya, asesmen kan gitu dicari sumbernya, masalahnya, bisa terjadi air tercampur dengan BBM itu agak aneh juga. Kalau di dalamnya ada sumber minyak, ya bagus," ujarnya.
Polisi Turun Tangan
Polisi pun menyelidiki air di rumah warga Gunung Sindur ini. Pihak kepolisian mendatangi lokasi kejadian.
"Bahwa dari hasil pengecekan yang kita lakukan ke rumah warga, diduga pencemaran tersebut berasal SPBU yang berada sekitar 300 meter dari pemukiman warga di Kampung Nagrog, Desa Pengasinan," kata Kapolsek Gunung Sindur Kompol Budi Santoso, dalam keterangannya, Kamis (7/9).
Polisi kemudian mendata warga di permukiman tersebut yang terkena dampak pencemaran. Total ada 12 rumah yang terdampak.
"Dari pendataan yang kita lalukan tersebut total terdapat 12 rumah warga mengalami pencemaran air," jelasnya.
Budi lalu memasang garis polisi di sekitar rumah warga yang terdampak. Hal itu dilakukan agar meminimalisir hal-hal yang berisiko terhadap warga.
"Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan kami langsung memasang garis polisi salah satu sumur rumah warga yang tercemar, dan menghimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di area tersebut hingga penanganan yang di lakukan oleh pihak SPBU selesai," imbuhnya.
Lihat Video 'Heboh Air Warga Bogor Tercemar BBM, Keran Dibuka Keluar 'Pertamax'':
DLH Lakukan Uji Lab
Dinas Lingkungan Hidup (LH) melakukan uji laboratorium hari ini. DLH mengecek air sumur tersebut untuk memastikan pencemaran BBM.
"Hari ini tim DLH ke lapangan untuk cek lab sumur. Jadi nanti diketahui yang tercemar, apa itu dari Pertalite atau dari Pertamax, atau misalnya ada solar," kata Plt Kepala DLH Kabupaten Bogor Bambam Setia Aji saat dihubungi, Jumat (8/9).
Apabila telah diketahui sumber percemarnya, tangkinya bisa ditangani. Terkait pengecekan kebocoran, Bambam menyebut perusahaan memiliki kewenangan sendiri.
"Nanti diketahui dari mana, dan dari situ bisa misalnya dari Pertalite, nanti tangki Pertalitenya nanti yang diperiksa seperti apa. Hanya untuk melihat kebocoran dan sebagainya, yang berwenang nanti Pertamina punya SOP sendiri untuk itu," sebutnya.
"Jadi kelihatannya nanti mereka yang akan melaksanakan. Kita prinsipnya hanya melihat, tercemarnya kan apakah betul. Walaupun secara kasatmata dari bahan bakar, kita harus buktikan secara lab," sambungnya.
Terkait kebutuhan air warga, Bambam mengatakan BPBD memberikan suplai. Pihak pemerintah kecamatan setempat juga turun tangan menangani hal tersebut.
"Hasilnya saya belum dapat laporan. Sementara kebutuhan air bersih informasinya, kita minta bantuan BPBD," ungkap dia.
Warga Diimbau Tak Memasak di Dapur
Camat Gunung Sindur, Dace Hutomi, mengimbau warga tidak memasak di dapur untuk sementara. Sebab, area tersebut masih berbau bensin.
"Kepada warga diminta untuk tidak melakukan masak atau menyalakan api di dapur dan sekitarnya. Terutama di kamar mandi karena itu berbau bensin," kata Dace saat dihubungi, Jumat (8/9).
Dia meminta masyarakat yang terdampak agar memasak di luar rumah. Sebab, untuk menghindari risiko akibat air tercemar BBM tersebut.
"Untuk masak saya imbau dilakukan di depan rumah atau luar yang jauh dari kamar mandi, dapur," terangnya.
Dace mengatakan, pihak kepolisian juga telah memasang garis polisi di lokasi yang tercemar. Garis polisi dipasang di rumah yang terdampak paling parah.
"Karena yang paling parah rumah orang tuanya Pak Dodi. Yang lainnya mungkin karena ini sumur tua ya, urat airnya ke situ. Saya juga koordinasi dengan BPBD untuk mengirimkan air bersih di lokasi tersebut," jelasnya.