Belasan ribu personel Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dikerahkan untuk membersihkan sungai. Aksi tersebut dilakukan dalam Program Kali Bersih (Prokasih) 2023 secara serentak di Indonesia.
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan pasukan militer laut turut membantu membersihkan sungai-sungai di daratan karena sampah yang mengalir ke sungai berpotensi mencemari lautan.
"Untuk itu, kita harus mencegah hal itu terjadi," kata Laksamana Ali saat membuka kegiatan Prokasih di Cilincing, Jakarta Utara, dilansir Antara, Selasa (5/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali mengatakan laut yang tercemar dapat merusak lingkungan serta mengancam flora dan fauna. Selain itu, laut yang tercemar berpotensi mengganggu radar dan transportasi laut yang berkaitan dengan pertahanan.
Menurutnya, beberapa satuan TNI AL di wilayah juga sudah membersihkan sungai sejak beberapa hari sebelumnya guna menjangkau area-area sampah yang sulit dibersihkan.
Kegiatan Prokasih di hilir Kali Cilincing yang tepatnya digelar di kawasan Jalan Cakung Drainase ini diikuti sejumlah siswa SMA, mahasiswa, petugas pemadam kebakaran (damkar), dan unsur lainnya. Semua pihak berjibaku membersihkan sampah di sungai.
Pembersihan itu dilakukan dengan cara mengambil sampah-sampah yang mengambang di Kali Cilincing menggunakan saringan, baik dari pinggir sungai maupun menggunakan perahu bermotor.
Ali mengatakan kegiatan Prokasih yang diikuti 13.500 personel TNI AL ini juga digelar dalam rangka menjelang hari ulang tahun (HUT) ke-78 TNI AL pada 10 September 2023.
Meski begitu, dia mengatakan program membersihkan sungai itu juga kemungkinan akan terus berlanjut bukan hanya terkait HUT TNI AL, melainkan juga pada hari-hari besar TNI AL lainnya.
"Melalui program kali bersih ini, mari kita berkomitmen menjadi agen perubahan," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah pada Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Rofi Alhanif, mengatakan setiap tahunnya ada sekitar 398 ribu ton sampah yang mengalir ke laut melalui sungai. Selain membersihkan sungai, menurutnya, pencegahan pembuangan sampah ke sungai juga perlu dilakukan karena membersihkan sampah di sungai dan di laut lebih sulit dibandingkan membersihkan sampah di daratan.
"Kita jangan hanya kerja di hilir, kita tidak bisa terus membersihkan, tapi kita juga harus memberhentikan juga dari sumbernya," kata Rofi.
Sementara itu, salah seorang petugas pengangkutan sampah, Muhammad Osamah, mengatakan setiap hari timnya bisa mengangkut 10-20 kilogram sampah dari kawasan hilir Kali Cilincing sekitar 3 kilometer. Pengangkutan sampah itu dilakukan menggunakan perahu yang terbuat dari susunan palka yang mengapung.
Sejauh ini, menurutnya, masih saja ada warga yang kedapatan membuang sampah ke sungai meski timnya sedang bekerja. Kemudian pihaknya pun langsung menegur warga yang melakukan hal itu.
Terkadang, kata dia, mobilitas petugas di Kali Cilincing pun terhambat oleh adanya kapal-kapal nelayan masyarakat yang berlabuh di area hilir sungai. Sehingga sampah-sampah yang terbawa aliran itu pun terbawa ke laut mengikuti pasang dan surut air laut.
"Pernah juga kita mengangkut sampah kasur di sungai, itu cukup sulit karena harus ada petugas yang turun ke air untuk mengangkut kasur yang basah," kata Osamah.
(jbr/dhn)