Polusi udara di DKI Jakarta membuat angka penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) naik. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut ada kenaikan jumlah penderita ISPA, khususnya balita.
"Memang benar ISPA ada kenaikan sedikit, 24 sampai 31 persen, khususnya balita," kata Heru Budi dalam konferensi pers terkait Pembahasan Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek, seperti disiarkan akun YouTube, Sekretariat Presiden, Senin (28/8/2023).
Heru budi mengimbau agar anak-anak yang beraktivitas di luar rumah mengenakan masker. "Anak-anak kecil, kalau ke luar rumah, bisa mengenakan masker," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menkes Imbau Kenakan Masker KN94 dan KN95
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan polusi menyebabkan penyakit pernapasan akut. Ada tiga penyakit yang disebabkan oleh polusi, yakni pneumonia atau radang paru, ISPA, dan asma.
"Penyebab penyakit pernapasan banyak, salah satu penyebabnya yang dominan polusi udara. Itu datanya 24-34 persen. Dari tiga penyakit tadi, pneumonia, kemudian ISPA, dan asma, disebabkan oleh polusi udara," katanya.
Menkes menyebut hal yang berbahaya pada kesehatan paru adalah partikel yang berukuran particulate matter (PM) 2,5. Partikel itu bisa masuk ke paru-paru hingga menyebabkan radang paru-paru.
"Yang bahaya di kesehatan (PM) 2,5. Dia bisa masuk sampai pembuluh di paru. Itu penyebab pneumonia itu terjadi. Itu sebabnya, kalau di kesehatan, kita lihat di PM 2,5 karena itu masuk sampai dalam dan menyebabkan pneumonia, yang di (tanggungan) BPJS paling besar," katanya.
Untuk mencegah agar terhindar dari polutan PM 2,5, Menkes menyarankan masyarakat mengenakan masker KN94 dan KN95. Dua jenis masker itu dinilai bisa menghindari partikel PM 2,5 terhirup.
"Sarankan standar masker apa? KN94 atau KN95 minimum, yang memiliki kerengkepan untuk menahan particulate matter 2,5," katanya.
Simak Video 'Nyaris 1 Juta Kendaraan dari Bodetabek Masuk ke Jakarta Setiap Hari':