Syafii : Kemiskinan Penyebab Munculnya Terorisme
Kamis, 05 Okt 2006 14:33 WIB
Jakarta - Mantan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Ahmad Syafii Maarif menilai kemiskinan merupakan penyebab munculnya terorisme di Indonesia. Oleh karena itu, untuk menghilangkan terorisme, kemiskinan harus diperangi lebih dulu dan keadilan ditegakkan.Hal itu diungkapkan Syafii seusai menjadi pembicara di APEC Inter-Cultural and Faith Symposium di Hotel Hyatt Regency Jl Palagan Tentara Pelajar, Yogyakarta, Kamis (5/6/2006). Menurut dia, penyebabnya ada tiga faktor, kesenjangan antara kaya dan miskin, korupsi yang merajalela dan ketidakadilan global. Sebab bila tidak dilakukan, dunia tidak akan mengalami perubahan dan tidak akan aman."Saya berharap APEC mau bergerak ke arah itu, sehingga secara berangsur-angsur penyakit peradaban berupa terorisme akan hilang secara pelan, tapi pasti," tegas Syafii.Oleh karena itu, kata dia, tidak mengherankan bila dua orang Malaysia seperti Noordin M. Top dan Dr Azahari dengan pengetahuan psikologi yang baik mudah mengindoktrinasi orang Indonesia menjadi teroris. Hal itu disebabkan karena ada kemiskinan dan faktor korupsi merajalela. "Dan itu tidak mungkin dilakukan di Malaysia negara mereka sendiri yang relatif lebih makmur perekonomiannya," katanya.Dia mengharapkan antara APEC dengan negara seperti Indonesia memiliki kerja sama secara serius. Karena tanpa itu, dunia tidak akan berubah dan tidak akan aman. Selain itu, angka kemiskinan tinggi sekali dan orang-orang miskin yang merasa termarginalkan juga demikian banyak jumlahnya."Saya setuju kemiskinan itu harus kita anggap sebagai kejahatan, jadi siapa pun yang menyebabkan kemsikinan itu penjahat. Siapa pun, tidak hanya penjajah. Siapa pun yang berkuasa di sini yang tidak berusaha keras dan secara jujur dan serius untuk menghilangkan kemiskinan sama dengan penjahat," tegas guru besar ilmu sejarah Universitas Negeri Yogyakarta itu.Ketika ditanya bagaimana cara menghilangkan doktrin teologi maut sehingga orang rela mau bunuh diri dan menjadi teroris, dia menyatakan, lebih dari 99 pesen orang Islam itu pro perdamaian. Hanya sedikit saja orang Islam yang radikal dan tergoda bujuk rayu dengan doktrin teologi maut sehingga muncul terorisme. "Hanya orang abnornmal saja yang mau melakukan. Jadi tegakkan keadilan, perangi kemiskinan dan ciptakan kemakmuran. Iitu kuncinya," demikian Syafii.
(bgs/asy)