Waka MPR: Kunci Pembangunan SDM Adalah Pendidikan dan Kesehatan

Waka MPR: Kunci Pembangunan SDM Adalah Pendidikan dan Kesehatan

Jihaan Khoirunnisa - detikNews
Kamis, 24 Agu 2023 09:14 WIB
Wakil Ketua MPR RI Sjarifuddin Hasan (Syarief Hasan)
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Sjarifuddin Hasan (Syarief Hasan) mengapresiasi kegiatan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Kecamatan Sukanegara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Menurutnya, kunci pembangunan SDM unggul saat ini dimulai dari pendidikan dan hidup sehat.

"Komitmen kita adalah pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas. Kunci pembangunan sumber daya manusia adalah pendidikan dan kesehatan. Pemerintah harus memprioritaskan pendidikan dan kesehatan. Itu prioritas utama, bukan infrastruktur," katanya dalam keterangannya, Kamis (24/8/2023).

Dalam kegiatan yang digelar Rabu (23/8) kemarin, Syarief Hasan menekankan pendidikan dan kesehatan menjadi masalah utama yang dihadapi bangsa. Padahal kedua hal tersebut dinilainya menjadi tolak ukur sebuah negara dikatakan maju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang miskin salah satunya karena kesehatan. Karena kalau orang sakit maka biaya yang dikeluarkan cukup besar. Karena itulah kesehatan sangat penting," ujarnya.

"Hidup sehat sangat penting. Biar memiliki uang, kedudukan, pangkat, tapi kalau tidak sehat, maka tidak berarti apa-apa. Jadi seseorang harus sehat lebih dulu," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan RI berada di peringkat kedua tertinggi di dunia dalam penyakit TBC. Tingginya jumlah penderita TBC di Indonesia menurutnya disebabkan oleh 2 hal. Pertama, karena jumlah penduduk Indonesia cukup besar, bahkan menempati urutan keempat dunia dalam jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat.

Lalu penyebab kedua yaitu pertumbuhan ekonomi. Bila pertumbuhan ekonomi turun, maka dapat dipastikan anggaran kesehatan juga turun.

"Itulah yang menyebabkan ranking penderita TBC di Indonesia naik. Tapi dengan kinerja Kementerian Kesehatan, pada tahun 2024 dan seterusnya, jumlah penderita TBC bisa dikurangi," kata Syarief Hasan.

Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat ini memaparkan pertumbuhan ekonomi ketika masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004 hanya berkisar 4%. Akan tetapi, selama 10 tahun masa pemerintahan SBY pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata tumbuh 6%.

"Artinya anggaran untuk kesehatan pun semakin tinggi. Dengan demikian sektor kesehatan kita bisa di-manage dengan baik karena kepedulian pemerintah terhadap kesehatan semakin besar. Meskipun masih muncul masalah, tetapi selalu bisa diperbaiki," ujarnya.

Syarief Hasan kemudian membandingkan dengan masa pandemi COVID-19. Dia menyebut pertumbuhan ekonomi RI di masa pandemi turun drastis. Bahkan sempat minus 2,9%.

"Ternyata, masalah kesehatan pada waktu itu sangat luar biasa. Kondisi kesehatan masyarakat pada saat itu cukup buruk. Banyak orang sakit, rumah sakit pun penuh karena COVID-19 dan penyakit lainnya," imbuhnya.

Akan tetapi dia bersyukur karena pemerintah mampu mengatasi kondisi kesehatan masyarakat pada waktu itu.

"Sekarang rata-rata pertumbuhan ekonomi 4-5%. Ini belum cukup, karena itu kita selalu mendorong agar anggaran kesehatan karena untuk sumber daya manusia menjadi perhatian. Ini adalah komitmen kita," jelasnya.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Kabupaten/Kota Cianjur dan kota Bogor ini menuturkan jika pertumbuhan ekonomi naik, maka semakin besar pula anggaran untuk sumber daya manusia yang dikelola antara lain oleh Kementerian Kesehatan.

"Ke depan, anggaran kesehatan akan ditingkatkan sehingga meskipun jumlah penduduk Indonesia bertambah, masalah kesehatan masih bisa ditangani," pungkasnya.

(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads