Tak Ada Awan Bikin Modifikasi Cuaca Atasi Polusi Sulit Dilakukan

Tak Ada Awan Bikin Modifikasi Cuaca Atasi Polusi Sulit Dilakukan

Brigitta Belia - detikNews
Selasa, 22 Agu 2023 21:33 WIB
WFH 50% bagi ASN Pemprov DKI Jakarta diterapkan mulai hari ini untuk mengurangi polusi di ibu kota. Seperti apa wajah langit Jakarta siang ini?
Polusi di Ibu Kota (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Teknologi modifikasi cuaca (TMC) belum bisa dilakukan. Ketidaktersediaan awan di Jakarta sampai akhir Agustus jadi penyebabnya.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam rapat di Komisi D DPRD DKI Jakarta, Selasa (22/8/2023). Asep mengatakan pada Senin (21/8) malam kemarin pihaknya masih melakukan rapat bersama Kemenko Marves.

"Hampir tiap hari koordinasi terkait upaya antara Pemprov dan kementerian, terkait beberapa upaya sampai semalam saya masih hadiri koordinasi dengan Kemenko Marves membahas rencana TMC," kata Asep.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam rapat itu dijelaskan belum bisa dilakukan modifikasi cuaca. Berdasarkan observasi BMKG, lanjut Asep, modifikasi cuaca belum bisa dilakukan sampai 28-29 Agustus.

"Jadi semalam disampaikan bahwa TMC untuk wilayah Jakarta masih sulit dilakukan karena ketidaktersediaan awan, jadi awan itu jadi faktor penentu TMC bisa dilakukan atau tidak. Dan ternyata hasil observasi BMKG, TMC belum bisa dilakukan di Jakarta hingga tanggal 28-29 Agustus," kata Asep.

ADVERTISEMENT
Potret Polusi Udara Pekat di Pesisir JakartaPotret polusi udara pekat di pesisir Jakarta. (Pradita Utama/detikcom)

3 Hari Modifikasi Cuaca

BMKG ternyata sempat melakukan teknologi modifikasi cuaca di daerah Jabodetabek. Namun hasilnya baru sebagian wilayah yang diguyur hujan.

"Tiga hari kemarin, BMKG sudah lakukan TMC dan hasilnya hujan hanya ada di wilayah pinggir Jakarta, yang dilaporkan Pamulang hari Minggu hujan, Bogor hujan dan Depok gerimis," kata Asep dalam rapat di Komisi D DPRD DKI, Selasa (22/8/2023).

"Tetapi memang untuk tanggal 21 sempat dicoba di Jakarta tapi tidak berhasil karena ketidaktersediaan awan," sambungnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Asep menerangkan, ke depannya bersama BMKG dan BRIN akan mencoba lagi memasang generator di sejumlah gedung di Jakarta. Dia mengatakan malam nanti juga akan dilakukan rapat untuk pemasangan generator.

"Nanti malam akan ada rapat kembali untuk pemasangannya, di samping akan ada upaya lainnya, untuk dapat modifikasi lagi," ucapnya.

El Nino

Asep menyebut polusi udara hampir setiap tahun terjadi. Tapi tahun ini, polisi makin parah karena adanya gejala El Nino.

"Kejadian polusi udara ini memang sebenarnya terjadi hampir setiap tahunnya, mulai Juni hingga November. Biasanya memang bulan ini, September, sampai November itu kondisi Jakarta memasuki. Mungkin Indonesia secara keseluruhan memasuki musim kemarau," kata Asep.

"Tetapi tahun ini memang ada gejala El Nino, sehingga menyebabkan musim panasnya juga sedikit berbeda, dan jangka waktunya juga mungkin akan panjang," lanjutnya

Ia pun menyampaikan, menurut BMKG, mungkin musim kemarau akan terjadi pada Oktober-November. Pihaknya pun akan menyiapkan antisipasi dalam menghadapi hal tersebut.

"Disampaikan kemarin oleh BMKG untuk kemungkinan Oktober-November pun Jakarta masih dalam kondisi kemarau sehingga ini memang perlu antisipasi dari seluruh jajaran dari kementerian maupun Pemprov DKI sendiri untuk mengatasi permasalahan tersebut," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(isa/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads