Tiga oknum polisi ditangkap di kasus jual beli senjata api ilegal. Ketiga polisi tersebut dipastikan tidak terkait dalam jaringan terorisme.
Ketiga oknum polisi itu Bripka Reynaldi Prakoso (anggota Ditreskrimum Polda Metro Jaya), Bripka Syarif Mukhsin (Renmin Samapta Polresta Cirebon Kabupaten), dan Iptu Muhamad Yudi Saputra (Kanit Reskrim Polres Polsek Bekasi Utara).
"Sementara motifnya, saya tegaskan lagi tidak ada hubungannya dengan teror. Pertama tidak masuk dalam jaringan, kemudian juga niatnya, mensrea terornya juga tidak ada, karena memang tidak saling mengenal via online mereka berhubungan, pesan senjata dan sebagainya, tapi tetap merupakan suatu pelanggaran," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (18/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peran Bripka Reynaldi Prakoso
Hengki mengatakan Bripka Reynaldi Prakoso ditangkap karena membeli senjata api via e-commerce.
"(Renaldy) beli satu pucuk via e-commerce," kata Hengki.
Hengki mengatakan motif Reynaldi membeli senjata api tersebut tidak berkaitan dengan jaringan terorisme, melainkan hanya hobi semata.
"Kemudian, motif Renaldy itu tidak ada hubungannya (dengan jaringan teror), dia hanya hobi senjata aja," imbuh Hengki.
Peran Bripka Syarif Mukhsin
Sementara peran Bripka Syarif Mukhsin sendiri pernah diminta bantuan oleh Bripka Reynaldi untuk meng-upgrade senjata.
"Syarif ini pernah diminta bantuan oleh Reynaldi Prakoso untuk upgrade senjata airgun ke senjata api," kata Hengki.
Syarif saat ini telah diserahkan ke Paminal Polda Jawa Barat. Syarif merupakan anggota Polresta Cirebon Kabupaten.
"Yang satu kita serahkan ke Paminal Polda Jabar, apabila ada pidana larikan (diserahkan) ke kita lagi, TKP ke kita yang (anggota Polres) Cirebon," imbuhnya.
Peran Iptu Muhamad Yudi Saputra
Selanjutnya, Hengki menjelaskan soal peran Iptu Muhamad Yudi Saputra. Hengki sekaligus meluruskan informasi yang beredar di WhatsApp bahwa Iptu Muhamad Yudi Saputra merupakan pemasok senjata api laras panjang kepada teroris DE, padahal bukan.
"Yang iptu yang dikatakan dalam WA yang beredar bahwa pemasok senjata api laras panjang itu tidak benar ya. Pemasok senjata api panjang itu sudah kami tangkap, senjata panjang dan juga G2 Combat, pistol," katanya.
Adapun, Muhamad ditangkap karena dititipi senjata api warga sipil penjual senpi di e-commerce. Penjual tersebut sudah mengetahui dia menjadi target polisi kemudian menitipkan senjata api kepada Iptu Muhamad.
"Yang bersangkutan (Iptu Muhamad Yudi) ada salahnya juga, karena yang kita tangkap target ini, karena sudah tahu ditarget oleh kepolisian, ketakutan menitipkan senjatanya ke anggota ini. Belum sempat dilaporkan sudah kita ambil, jadi ada pelanggaran di sana," tuturnya.
Baca di halaman selanjutnya: tak terkait terorisme....
Simak juga Video: Bukan Terkait Teroris, 3 Polisi Ditangkap Buntut Jual Beli Senpi
Tak Terkait Jaringan Teror
Polda Metro Jaya memberikan klarifikasi terkait penangkapan 3 polisi. Polda Metro menyatakan ketiga oknum polisi tersebut ditangkap terkait jual beli senjata api, tetapi tidak terlibat dengan kasus terorisme DE (28), pegawai PT KAI yang ditangkap di Bekasi beberapa waktu lalu.
Ini beredar beberapa anggota Polri terlibat, anggota Polri tidak ada hubungannya dengan jaringan teror. Ini informasi yang tidak benar," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Ketiga oknum tersebut adalah Reynaldi Prakoso (anggota Ditreskrimum Polda Metro Jaya), Bripka Syarif Mukhsin (Renmin Samapta Polresta Cirebon Kabupaten), dan Iptu Muhamad Yudi Saputra (Kanit Reskrim Polres Polsek Bekasi Utara).
"Pertama terkait anggota Krimum Reynaldy, itu kami yang amankan, karena yang bersangkutan menerima senjata dari salah satu penjual senjata secara ilegal. Kita pidanakan walaupun itu anggota Kriminal Umum Polda Metro Jaya," kata Hengki.
Kemudian Hengki menjelaskan soal penangkapan Bripka Syarif. Syarif ini ditangkap berkaitan dengan Reynaldi.
"Kedua, Bripka Syarif ini benar berkoordinasi dengan Reynal. Jadi Reynal pernah minta bantu upgrade senjata dihubungkan ke pabrik yang di Semarang, jadi tidak ada kaitannya dengan teror," imbuhnya.
Hengki kemudian meluruskan informasi sal penangkapan Iptu Muhamad Yudi Saputraa.
"Yang ketiga di sini disebut, Iptu Muhamad Polsek Bekasi Utara (disebutkan) yang bersangkutan terlibat laras panjang. Ini salah. Penyuplai (ke DE) sudah kami tangkap, itu sipil, kami tidak perlu sebut namanya. Banyak biasnya, jadi kami perlu luruskan," tuturnya.
"Jadi sekali lagi, informasi atau disinformasi ini perlu kami luruskan. Operasi kami terus lanjut, masih banyak senjata yang belum kami ungkap. Kami kolaborasi dengan Densus, dengan Puspom AD menjaga Indonesia agar tetep kondusif," pungkasnya.