Polusi Tangsel Jadi Sorotan tapi Kadis LH Persoalkan Aplikasi Pemantau

Polusi Tangsel Jadi Sorotan tapi Kadis LH Persoalkan Aplikasi Pemantau

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 11 Agu 2023 21:36 WIB
Jalanan di Ciputat, Tangsel, menjadi langganan macet pada pagi di hari kerja. Pemandangan ini seolah menjadi sarapan pengguna jalan setiap paginya.
Kondisi lalin di jalanan Ciputat, Tangsel (Foto: A.Prasetia/detikcom)
Tangerang Selatan -

Kualitas udara yang buruk sedang ramai dibahas. Selain Jakarta, polusi udara di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) juga banyak diperbincangkan.

Aplikasi Nafas Indonesia menyebut kualitas udara di Tangsel termasuk yang terburuk di Indonesia. Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer (PM 2,5) di wilayah Serpong, Tangsel, sempat di angka 80 ΞΌg/m3 atau setara merokok 112 batang dalam sebulan.

Sementara, berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir menunjukkan tingkat polusi di Tangsel dalam kondisi tidak sehat dengan kandungan polutan PM 2,5 mencapai 17,6 kali standar WHO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman, menyatakan pihaknya tidak terpatok dengan perhitungan aplikasi-aplikasi pemantau kualitas udara tersebut. Dia mempersoalkan aplikasi tersebut yang menurutnya hanya mengukur partikel di udara.

"Ya aplikasinya pertama, kita tidak tahu persis ya dan apalagi alat yang digunakan. Tapi kalau saya ikuti informasi bahwasanya dari alat yang mereka gunakan itu hanya mengukur ukuran partikel di udara," ujar Wahyunoto kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).

ADVERTISEMENT

Wahyu mengatakan kualitas udara di suatu wilayah harus dinilai dengan metodologi hingga sampel yang jelas. Dia mengatakan partikel yang ada di dalam udara juga harus diteliti agar mengetahui apa saja kandungannya.

"Tetapi kita kalau menyimpulkan keadaan udara di suatu wilayah, itu harus ada metodologi, sampel udara yang diambil, kalau untuk wilayah Tangsel ada di tujuh kecamatan, 54 kelurahan, seperti apa dia metode sampling-nya, atas udara yang diuji," jelasnya.

"Yang kedua tentu partikel yang di udara itu unsurnya kan berbagai macam, berbagai jenis, dan pasti kalau alat yang digunakan partikular meter itu tidak bisa mengetahui unsur apa dalam partikel yang diukur tersebut," sambungnya.

Alat Ukur Kualitas Udara DLH Tangsel

Menurutnya, DLH Tangsel memiliki alat untuk mengukur dan mengetahui unsur dalam partikel yang ada di udara. Dia mengatakan informasi dari aplikasi pemantau udara harus dicermati, terutama motifnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Yang perlu dicek lebih lanjut kandungan dari partikel itu, kalau kami di Dinas LH Tangsel, mempunyai alat yang juga mampu mengukur atau mengetahui unsur di dalam partikel yang ada," kata Wahyu.

"Makanya kalau ada aplikasi-aplikasi informasi kita harus cermati, apa motifnya mereka, jangan hanya mendapat profit atau mencari keuntungan dari aplikasi yang dipasarkan. Atau alat yang dipasarkan," tambahnya.

DLH Sebut Kualitas Udara Tangsel Aman

Wahyu mengatakan sejauh ini, kualitas udara di Tangsel layak untuk dihirup. Dia mengatakan berdasarkan alat yang dipunya DLH Tangsel, kualitas udara di Tangsel layak untuk dihirup.

"Sampai dengan data yang kemarin keadaannya (kualitas udara) sedang. Sangat layak untuk makhluk hidup, manusia, hewan, tumbuhan-tumbuhan dan lain-lain. Jadi, ya kita sehari-hari kita rasakan," ujar Wahyu.

"Alhamdulillah (kualitas udara) aman. Tapi kalau ukuran partikel udara yang ada di udara, ada dinamikanya kadang padat, ukuran besar, karena iya kan kita kan lagi kemarau, ya, kemarau panjang," tambahnya.

Imbau Warga Pakai Masker

DLH Tangsel mengimbau masyarakat tetap menggunakan transportasi umum hingga gunakan masker ketika berpergian. Dia mengatakan meski tak berbahaya, partikel-partikel udara di Tangsel dapat sedikit mengganggu pernapasan seperti batuk dan bersin.

"Ada (imbauan) jauh-jauh hari sudah mengimbau agar menggunakan masker. Ya kalau kami dari DLH, Dishub, juga mengimbau kurangilah menggunakan transportasi pribadi, lebih baik yang masal," ujar Wahyu.

Bahaya Bakar Sampah Sembarangan

Selain itu, DLH Tangsel juga akan menindak masyarakat yang dapat menambah buruknya kualitas udara seperti membakar sampah sembarangan. Sebab, seorang anak di kawasan Pamulang mengidap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat warga yang membakar sampah.

Ibu Raya, Bunga, menceritakan anaknya mengalami batuk, pilek, dan kesulitan bernapas sejak Jumat (28/7). Raya semakin kesulitan bernapas sehingga dibawa ke rumah sakit (RS) dan dinyatakan mengidap ISPA setelah pengecekan darah dan rontgen toraks.

Halaman 2 dari 2
(jbr/mae)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads