Zaharman (58), guru SMAN 7 Rejang Lebong, Bengkulu, yang dikatapel orang tua murid, berencana pindah mengajar di sekolah lain. Komisi X DPR meminta dinas pendidikan setempat mengajak Zaharman berdialog.
"Opsi guru yang ingin pindah saya kira perlu diajak dialog apakah ini sudah keputusan final atau sifatnya masih bisa dinegosiasikan," ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda kepada wartawan, Rabu (9/8/2023).
Huda khawatir, bila Zaharman pindah, tidak ada yang bisa menggantikannya di SMAN 7 Rejang Lebong. Huda juga meminta dinas pendidikan setempat berperan aktif mendampingi Zaharman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dinas pendidikan daerah harus melakukan pendampingan terhadap guru yang bersangkutan karena opsi untuk pindah rumah pindah sekolah itu kan artinya tingkat kerawanannya tinggi dan merasa tingkat jaminan keamanan yang tidak didapatkan," jelas Huda.
"Saya kira disdik harus melakukan pendampingan atas kejadian yang bikin traumatik yang kedua APH (aparat penegak hukum) memastikan keamanan bagi guru yang bersangkutan," lanjutnya.
Huda menyayangkan betul kejadian ini. "Saya menyesalkan, kita sangat prihatin sikap yang sangat tidak bijak dari orang tua siswa yang bersangkutan," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, pelaku yang mengkatapel Zaharman, bernama Arfan Jaya (43), telah menyerahkan diri dan meminta maaf. Ia juga ingin anaknya tetap bisa sekolah meski tak di SMAN 7 Rejang Lebong.
Menanggapi permintaan tersangka penganiayaan, Kepala SMAN 7 Rejang Lebong, Tuharian Efendi, menyebutkan pihaknya masih menerima anak pelaku untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah tersebut. Namun semua ia kembalikan ke orang tua siswa.
"Soal anak pelaku nanti akan kami komunikasikan ke orang tuanya apakah masih ingin sekolah di sini, kalau kita tetap bisa menerima tergantung orang tuanya saja," kata Tuharian, dilansir detikSumbagsel, Senin (7/8).
Namun, lain halnya dengan Zaharman. Korban mengaku trauma atas penganiayaan yang menimpanya hingga satu bola matanya retak dan rusak permanen tersebut. Ia pun memutuskan pindah mengajar bahan hingga mempertimbangkan pindah rumah.
Hal itu dikatakan anak korban, Ilham Mubdi. Ia mengatakan ayahnya masih terbayang-bayang akan peristiwa tersebut. Hal itu membuatnya ingin pindah mengajar dari SMAN 7 Rejang Lebong jika sudah baikan.
"Ayah masih trauma akan peristiwa yang menyebabkan mata kanan Ayah buta permanen. Maka dari itulah kita akan pindah rumah," kata Ilham, Selasa (8/8).
Simak Video 'Ortu Murid yang Tembak Mata Guru Pakai Katapel Menyerahkan Diri':