Selesai sudah petualangan tidak mengenakkan yang harus dijalani 11 warga negara Indonesia (WNI) di Kamboja. Mereka sempat dipaksa menjadi penipu cinta alias love scammer. Berikut ini perbandingan keadaan mereka sebelum dan sesudah penanganan.
Pihak yang menangani adalah aparat Kamboja, baik kepolisian maupun petugas imigrasi, juga pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh. Namun sebelum mendapat penanganan, mereka sempat dipaksa bekerja menjadi scammer online dari balik bangunan yang dijaga orang bersenjata.
detikcom Do Your Magic turut mengawal nasib mereka. Informasi kami terima sejak 29 Mei 2023. Setelah cukup informasi, berita pertama kami terbitkan pada 8 Juni 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka bercerita bahwa mereka sampai di Kamboja karena ditipu agen perekrutan tenaga kerja ilegal, awalnya dijanjikan bekerja sebagai petugas call center namun ternyata dipekerjakan sebagai penipu. Target yang mereka tipu adalah sesama orang Indonesia. 11 WNI itu terdiri dari 10 laki-laki dan 1 perempuan.
Demi tujuan menyelamatkan 11 WNI itu, detikcom mencoba menyampaikan informasi mengenai 11 WNI tersebut ke otoritas terkait, yakni Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui Juru Bicara Teuku Faizasyah dan Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, hingga KBRI Phnom Penh Kamboja. Informasi diterima oleh pihak-pihak tersebut.
![]() |
Mereka sempat membuat video berisi permohonan kepada Presiden Jokowi di RI agar membebaskan mereka dari pekerjaan scamming online ini. Pada 7 Juni, polisi Kamboja bergerak ke lokasi kerja mereka di Mocbai Bavet untuk menjemput mereka. Ke-11 WNI itu kemudian tinggal di kantor polisi.
14 Juni, mereka dibawa ke kantor imigrasi di Phnom Penh. Sampai sekarang, mereka masih berada di rumah detensi imigrasi tersebut. 11 WNI itu merasa waktu penahanan mereka terlalu lama sedangkan keluarga mereka di Indonesia butuh diberi nafkah. Kini, mereka mulai pulang ke Indonesia.
detikcom terus berusaha berkoordinasi dengan KBRI Phnom Penh agar mereka dapat segera dipulangkan. Akhirnya, mereka pulang ke Indonesia lewat dua kloter. Kloter pertama pada 2 Agustus dan kloter kedua pada 5 Agustus.
"Terima kasih bayak atas bantuannya selama ini," kata salah satu dari mereka, Steven, kepada detikcom.
Selanjutnya, before (sebelum) dan after (sesudah) penanganan:
Simak juga '11 WNI di Kamboja Ditipu, Minta Tolong Jokowi untuk Dipulangkan':
Before
Awalnya, 11 WNI ini bersedia bekerja ke luar negeri karena terpikat dengan janji gaji tinggi, Rp 12 juta per bulan. Berangkatlah mereka ke Kamboja. Mereka bekerja di kawasan Mocbai Bavet, daerah Kamboja yang cukup dekat dengan perbatasan Vietnam. Mereka bekerja di dekat kawasan kasino itu sejak akhir Maret 2023.
Ternyata, mereka diminta menjadi penipu daring alias scammer online. Mereka disuruh menjalin asmara palsu dengan korban yang hendak ditipu. Korban yang hendak ditipu itu diarahkan untuk menaruh investasi (yang ternyata akal-akalan belaka) dan duit yang disetorkan itu bakal diambil pada momentum akhir serta dipungkasi dengan pemutusan komunikasi ke korban.
"Semua yang kita tipu nomor orang Indonesia semua," kata Steven, pria 29 tahun dan punya dua anak.
![]() |
Mereka tidak bisa keluar dari tempat kerja mereka. Ada CCTV dan petugas keamanan bersenjata api yang selalu berjaga-jaga. Di bagian luar, ada tembok tinggi dengan kawat berduri. Bahaya betul bila mereka nekat melarikan diri.
Akhirnya, mereka diselamatkan aparat Kamboja, dibawa ke kantor polisi, dan akhirnya dibawa ke Imigrasi. Prosesnya sangat lama, sekitar dua bulan sebelum akhirnya mereka bisa pulang ke Indonesia. Mereka sangat resah menunggu karena tidak bisa menafkahi anak dan istri di Indonesia.
"Sengsara pokoknya kita di sini lama-lama," kata salah satu dari 11 WNI itu, Steven, kepada detikcom, 14 Juli lalu.
![]() |
After
KBRI Phnom Penh mulai mengabarkan bahwa 11 WNI tersebut akan dideportasi. Meski mereka bakal pulang, namun mereka harus membayar tiket sendiri. Akhirnya benar, mereka bisa pulang tanggal 2 Agustus dan 5 Agustus kemarin.
"Alhamdulillah baru sampai di Kualanmu dengan selamat," kata salah satu dari 5 WNI tersebut, Juna (26), kepada detikcom, Kamis (3/8) pekan lalu.
Ada pula Steven dan Herri mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, pada Sabtu (5/8) lalu. Dia lega bisa sampai di Indonesia, meski tidak bisa memberikan apa-apa untuk keluarganya.
"Semuanya lancar, dan selamat sampai Indonesia," kata salah satu dari mereka yang mendarat di Bandara Soetta, Steven, kepada detikcom.
![]() |
![]() |
Bila dulu Steven mudah terbujuk dengan iming-iming gaji tinggi bekerja di luar negeri, kini dia tidak ingin lagi mengulang kesalahan yang sama. Steven berniat mendapatkan kerja lagi agar dapat menafkahi keluarganya, tapi dia tidak ingin bekerja di luar negeri lagi.
"Di dalam negeri aja," kata dia.