Sebanyak 11 warga negara Indonesia (WNI) di Kamboja ini minta tolong ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dipulangkan ke Tanah Air. Mereka mengaku telah menjadi korban penipuan perekrutan tenaga kerja.
Pada 29 Mei 2023, detikcom Do Your Magic menerima informasi mengenai keberadaan 11 WNI di Kamboja. Kami terhubung dengan salah seorang dari 11 WNI tersebut, yakni Steven (29), pria dua anak asal Tangerang, Banten.
Demi keselamatan 11 WNI tersebut di lokasi, detikcom tidak langsung mempublikasikan informasi ini melainkan mencoba menyampaikannya ke otoritas terkait, yakni Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui juru bicara Teuku Faizasyah dan Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, hingga KBRI Phnom Penh Kamboja. Informasi diterima oleh pihak-pihak tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, pada 4 Juni 2023, 11 WNI tersebut membuat video berisi permintaan tolong kepada Presiden Jokowi untuk menyelamatkan mereka dari tempat kerja mereka. Keberadaan mereka ada di Mocbai Bavet, Kamboja.
"Kami warga negara Indonesia (WNI) memohon kepada bapak dan ibu, khususnya Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menonton video ini. Kami warga Indonesia memohon kepada bapak dan ibu agar sudi kiranya membantu kami untuk segera pulang ke Indonesia," kata salah satu dari 11 WNI tersebut di video, Heri (38) asal Medan.
Ke-11 WNI itu terdiri atas 10 laki-laki dan 1 perempuan. Usia mereka bervariasi, yang termuda adalah 19 tahun dan yang paling tua 38 tahun. Steven menjadi satu-satunya WNI yang berasal dari kawasan Jabodetabek, sementara yang lain direkrut dari daerah Medan, Sumatera Utara.
![]() |
Merasa ditipu
Semuanya merasa ditipu oleh agensi yang hendak mempekerjakan mereka. Agensi misterius di Indonesia menjanjikan pekerjaan sebagai tenaga call center dengan gaji tinggi.
"Kami diumumkan kepada agen kami di Medan dan Jakarta, pekerjaan kami ialah call center service. Adapun gaji yang akan kami terima sebesar Rp 12 juta per bulan. Hari kerja dan jam kerja sudah ditentukan agen kami di Medan dan Jakarta yakni bekerja hari Senin sampai Jumat pukul 08.00 sampai 16.00 sore. Kami menyetujui. Kami lengkapi semua persyaratannya. Setelah lengkap, kami diberangkatkan menuju ke Kamboja," kata Heri.
Ternyata itu janji cuma bohong. Mereka tidak bekerja sebagai tenaga call center, melainkan sebagai penipu, yakni scammer.
"Sesampai di Kamboja, kami di sini tidak dipekerjakan sebagai call center service, melainkan bekerja sebagai scammer," kata Heri.
Selama dua bulan bekerja, mereka mengaku mendapat perlakuan tidak manusiawi. Gaji tidak sesuai harapan, jam kerja lebih panjang, dan ada hukuman terhadap karyawan yang dinilai bekerja tidak sesuai dengan harapan.
Ada kabar baik. Upaya penyelamatan tengah dilakukan terhadap 11 WNI ini. Simak terus kelanjutan kabar dari Kamboja di detikcom.
Lihat juga Video: PM Kamboja Minta Maaf Atas Insiden Bendera Indonesia di SEA Games