Kasus pengeroyokan oleh lima orang eks sekuriti di Ancol, Jakarta Utara, masih terus diselidiki polisi. Fakta baru terungkap, sosok korban bernama Hasanuddin (42) ternyata merupakan pengurus partai.
Korban dianiaya hingga tewas karena dituduh sebagai maling. Korban dicurigai hendak mencopet karena keluar-masuk bus di shuttle bus Ancol.
Para pelaku kemudian menangkap Hasanuddin dan membawanya ke belakang pos RW. Di situ, korban dianiaya dengan tangan kosong, dipecut dengan kabel, hingga disiram air panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, polisi telah menetapkan empat orang tersangka pengeroyokan Hasanuddin. Satu tersangka lainnya masih diburu polisi.
Korban Adalah Pengurus Partai
Hasanuddin tewas setelah dikeroyok lima orang eks sekuriti Ancol, Jakarta Utara. Hasanuddin adalah pengurus Partai Perindo.
"Hasanuddin ini adalah pengurus partai aktif, Ketua DPC Pademangan. Istrinya sekretaris DPC, mereka itu tugasnya menyalurkan gerobak Perindo kepada pedagang-pedagang," kata Sekretaris DPW Perindo DKI Jakarta, Ramdan Alamsyah, kepada detikcom, Jumat (4/8).
Ramdan mengatakan pihaknya menyiapkan bantuan hukum bagi keluarga almarhum. Perindo, kata dia, akan mengawal kasus ini hingga tuntas.
"Kami akan mengawal kasus ini. Kami berharap polisi mengusut tuntas kasus pengeroyokan yang mengakibatkan pengurus partai Perindo tewas," katanya.
Sosok Hasanuddin Korban Pengeroyokan
Almarhum Hasanuddin meninggalkan 3 orang anak dan seorang istri. Anak pertama baru lulus SMP, kemudian anak kedua bersekolah di SD dan anak ketiga di taman kanak-kanak (TK).
"(Pekerjaan sehari-hari) buruh harian lepas," kata Ramdan.
Baca di halaman selanjutnya: korban disiram air cabai....
Simak Video: Fakta-fakta Penganiayaan Maut oleh Eks Sekuriti Ancol dan Identitas Korban
Korban Dipecut hingga Disiram Air Cabai
Polisi mengungkap Hasanuddin, pria yang dituduh sebagai maling, dianiaya secara sadis hingga tewas. Selain dipukuli dengan tangan kosong dan dipecuti kabel, korban disiram air cabai.
"Dari yang kita lakukan prarekonstruksi, cabai ini dicampurkan dengan air dan kemudian dilakukan penyiraman kepada tubuh korban," kata Kapolsek Pademangan Kompol Binsar Hatarongan Sianturi kepada wartawan di kantornya, Rabu (3/8).
Kronologi Korban Dituduh Maling dan Dianiaya
Polsek Pademangan, Jakarta Utara menangkap para eks sekuriti Ancol yang menganiaya seorang pria hingga meninggal dunia. Pria bernama Hasanuddin (42) tersebut awalnya dicurigai sebagai maling. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (29/7/2023) siang di kawasan Ancol.
"Berawal dari korban berinisial H, seorang pengunjung Ancol yang dicurigai melakukan tindak pidana. Kemudian diamankan oleh saksi T, setelahnya dilaporkan pada pimpinannya," kata Kapolsek Pademangan, Kompol Binsar Hatarongan Sianturi di Mapolsek Pademangan, Jakarta Utara, Kamis (3/8/2023).
Binsar mengungkapkan, setelah dilaporkan kepada pimpinan, selanjutnya korban dibawa menggunakan sepeda motor ke pos sekuriti. Kemudian dilakukan interogasi terhadap korban.
Setelah itu, tersangka P (35) mengambil alih interogasi dan membawa korban ke lapangan belakang pos sekuriti. Di sana terjadi proses penganiayaan terhadap korban.
"Saat berada di lapangan secara bergantian dan bersama-sama pelaku P, pelaku H (33), K (43), dan S (31), pelaku A (DPO) memukuli korban," jelas Binsar.
Korban pun mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya. Setelah dianiaya, korban dimasukkan ke dalam sebuah mobil oleh pelaku H untuk dibawa keluar dari kawasan Ancol.
Korban Sempat Akan Dibuang
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Pademangan, I Gede Gustiyana, menerangkan pelaku sempat kebingungan karena mobil yang digunakan sempat mengalami habis bensin. Saat itu juga pelaku menyampaikan bahwa korban dalam keadaan pingsan pada kepala sekuriti.
Gusti juga menjelaskan setelah dapat laporan, kepala sekuriti meminta para pelaku untuk segera membawa korban ke rumah sakit. Namun, karena takut akan timbul banyak pertanyaan, para pelaku memilih tetap bertahan hingga menjelang malam.
Kemudian, para pelaku kembali memberi laporan kepada pimpinan mereka. Pelaku mengatakan kondisi korban telah meninggal dunia.
"Namun kalau dari petunjuk kami situasi korban ketika mengalami penyerangan terakhir ya sudah dalam keadaan mungkin bisa dikatakan sudah sekarat seperti itu," kata Gusti.