Badan, Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan soal ancaman gempa Sesar Opak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sesar Opak pernah mengakibatkan gempa pada 2006 yang menewaskan 6.234 orang.
Hal ini disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, lewat akun Twitter Humas BMKG (@InfoHumasBMKG), Kamis (3/8/2023).
"Ancaman Sesar Opak di DIY, Kepala BMKG: Mitigasi Harus Terus Dilakukan, Jangan Terputus!" demikian cuitan BMKG.
Baca juga: Gempa M 2,9 di Bantul Siang Ini |
Sesar Opak dan lempeng Megathrust sama-sama merupakan sumber gempa yang aktif. Sesar Opak di DIY memiliki magnitudo tertarget M 6,6 dan lempeng Megathrust di selatan Jawa punya magnitudo tertarget M 8,7. Tsunami berpotensi muncul setinggi 8-10 meter dari gempa Megathrust di pantai selatan Jawa. Perlu pelatihan mitigasi yang baik terhadap masyarakat DIY.
Sementara lempeng Megathrust ada di lautan, Sesar Opak ada di daratan. Aktivitas Sesar Opak belum berhenti. Sesar Opak, sesuai namanya, ada di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 km di sepanjang sungai. Sungai Opak berhulu dari lereng Gunung Merapi mengalir ke selatan sampai Pantai Parangtritis di Bantul, DIY.
"Aktivitas Sesar Opak sendiri pernah menyebabkan gempa bumi pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang," cuit BMKG.
Aktivitas lindu Sesar Opak meningkat
Dwikorita mengatakan saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya gempa dengan magnitudo 6,0 di Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023. Gempa itu hanya menyebabkan kerusakan ringan.
"Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiapsiagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus," kata Dwikorita Karnawati.
Baca juga: 2 Gempa Goyang Perairan Jogja Pagi Ini |
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan ketangguhan sangat diperlukan. Negara di ASEAN dapat saling bertukar nilai, ilmu, serta pengalaman terutama terkait kebencanaan yang melibatkan sipil-militer, menuju One ASEAN, One Response.
"Terkait penanggulangan bencana, kita telah bekerjasama dengan seluruh negara yang ada di wilayah ASEAN ini. Semuanya sudah terjalin dengan kokoh dengan saling membantu jika terjadi bencana di negara-negara kawasan Asia Tenggara," tuturnya.
Simak juga 'Saat BMKG Ingatkan Potensi Gempa M 8,7 Akibat Megathrust Selatan Yogyakarta':
(dnu/dhn)