Hal itu diungkap Shane saat diperiksa sebagai terdakwa di kasus penganiayaan terhadap Cristalino David Ozora, di PN Jaksel, Jalan Ampera Raya, Jaksel, Kamis (3/8/2023). Mulanya, Shane mengungkap penyesalannya tidak melerai dengan cepat saat peristiwa penganiayaan David.
"Saya sungguh menyesal karena kurang cepat melerai Mario, jadi ya akibatnya David kena dampak dari tindakan Mario," kata Shane.
Shane mengaku syok melihat tindakan Mario menganiaya David. Shane menyebut belum pernah melihat Mario melakukan itu sebelumnya.
"Saya kaget, syok, karena saya belum pernah melihat Mario seperti ini," kata Shane.
Shane menyebut tidak menghentikan tindakan Mario Dandy itu karena takut. Shane mengatakan takut Mario Dandy malah memukulnya.
"Kenapa setelah dia dipukul babak belur baru Saudara berusaha setop?" tanya jaksa.
"Karena pada saat saya melihat tendangan pertamanya Mario ke David saya kaget, syok, takut, kek gimana kalau gue dipukul ya, ketika rasa takut dan syok saya turun memberanikan diri untuk 'Sudah diem, sudah diem'. Itu yang sungguh saya sesali Bu, saya kurang cepat melerai Mario," kata Shane.
Dakwaan Shane
Jaksa mendakwa Shane Lukas Rotua Pangondian Lumbantoruan alias Shane turut serta dalam penganiayaan berat berencana terhadap Cristalino David Ozora atau David. Shane didakwa bersama Mario Dandy Satriyo dan anak berinisial AG (15).
"Terdakwa Shane Lukas Rotua Pangondian beserta saksi Mario Dandy Satriyo dan anak AG selanjutnya disebut anak (penuntutan dilakukan secara terpisah) turut serta melakukan kejahatan penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu," ujar jaksa saat membacakan surat dakwaan di PN Jaksel, Selasa (6/6).
Shane disebut terlibat penganiayaan David karena ditelepon Mario Dandy dan diceritakan perihal hubungan AG dengan David. Mario Dandy saat itu meminta Shane mendampinginya.
Shane bertugas merekam ketika Mario Dandy menganiaya David. Shane pun menyanggupi permintaan Mario Dandy itu.
David kemudian mengalami koma akibat penganiayaan itu. David juga disebut mengalami amnesia akibat tendangan berulang kali ke kepalanya yang dilakukan Mario Dandy. (whn/yld)