Tangis Risma Pecah Saat Hendak Ceritakan Kekeringan di Papua Tengah

Annisa Aulia Rahim - detikNews
Kamis, 03 Agu 2023 14:06 WIB
Mensos Tri Rismaharini menangis saat menceritakan kondisi di Papua Tengah. (Annisa/detikcom)
Jakarta -

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menangis saat hendak menceritakan kondisi warga yang terdampak kekeringan di Papua Tengah. Risma menangis saat menceritakan momen dirinya membagikan bantuan di Papua Tengah.

Risma tiba-tiba berhenti berbicara dalam konferensi pers soal update bantuan Kemensos bagi korban bencana kekeringan di Papua Tengah di kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2023). Risma terlihat menunduk.

Dia kemudian menangis. Risma mengambil beberapa lembar tisu untuk mengusap air matanya.

Risma kemudian bercerita tentang kondisi orang-orang di Papua Tengah. Dia mengatakan warga rela berjalan kaki 2 hari 1 malam untuk menjemput bantuan sosial yang dibawa pemerintah.

Bantuan tersebut diberikan di Distrik Sinak, Papua Tengah. Sedangkan orang-orang Papua Tengah yang menerima bantuan tersebut berada di Distrik Agandugume, Papua Tengah.

"Itu orang-orang sana itu orangnya sangat sopan. Apalagi anak-anak kecil. Ini berderet-deret aku ngomong ini mama punya ini, sebelahnya belum terima, diam saja. 'Eh kamu udah dapat belum?' (dijawab) 'Belum, Mama'. Kalau nggak dikasih dia nggak minta. Jadi orang Papua itu baik-baik orangnya," kata Risma.

Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, Adrianus Alla, mengatakan warga saling bantu agar bantuan bisa dibagi. Dia mengatakan kesetiakawanan warga di sana sangat tinggi.

"Di sanalah yang saya dapat namanya kesetiakawanan sosial yang begitu tinggi. Jadi mereka jalan dari Agandugume itu mereka transit di distrik ada namanya Oneri. Transit di Oneri itu mereka dibantu masyarakat distrik setempat untuk beristirahat dan makan dibantu masyarakat distrik di Oneri terus turun lagi. Jadi itu satu hal yang kesetiakawanan sosial di Papua itu betul-betul nampak. Jadi kalo dapat bantuan ini tidak hanya untuk saya sendiri," ucap Adrianus.

Sebelumnya, enam warga Puncak, Papua Tengah, dikabarkan meninggal akibat bencana kelaparan. Namun, pemerintah menyebut enam orang itu bukan meninggal karena kelaparan, melainkan karena diare.

"Saya habis dua-tiga hari, dua hari terakhir ini ngecek banget apa itu kelaparan membuat dia meninggal. Kok kalau meninggal kelaparan kok cuma satu keluarga? Jadi kelaparan itu bersifat masif. Oleh karena itu, yang ada menurut laporan dari sekwilda dan kadis setempat bukan kelaparan, diare," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (2/8).

Syahrul menuturkan keenam warga itu mulanya mengalami muntah, kemudian mereka mengalami diare dan dehidrasi.

"Hari pertama dia muntah. Siangnya 20 kali; 10-20 Kali. Malamnya dia diare. Dehidrasi. Itu yang saya tahu," ujarnya.

Wapres Ma'ruf Amin juga menyatakan enam warga itu bukan meninggal karena kelaparan. Dia mengatakan warga yang meninggal itu mengalami diare. Dia menyebut wilayah di Papua Tengah sedang mengalami kekeringan.

"Pertemuan hari ini untuk mengevaluasi keadaan di Papua Tengah, di daerah Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi. Seperti diketahui bahwa sudah terjadi kekeringan di sana dan cuaca ekstrem dan yang meninggal itu bukan karena kelaparan, tetapi karena diare dan karena cuaca," kata Ma'ruf Amin kepada wartawan di Rumah Dinas Wapres, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (2/8).

"Mengenai bantuan pertama sekarang ada tanggap masa darurat yang ditetapkan satu minggu, kami sepakat ini akan ditambah, kami sepakat ditambah menjadi 2 minggu. Itu yang pertama nanti kami evaluasi lagi," lanjutnya.

Lihat juga Video: Mahfud Md Beberkan Tantangan Penanganan Kekeringan di Puncak Papua






(haf/haf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork