Kemacetan terjadi di Jalan Raya Pasar Minggu menuju Pancoran, Jakarta Selatan (Jaksel). Warga pun mengaku memilih masuk jalan sempit dan memutar lebih jauh daripada terjebak macet.
Pantauan detikcom di Jalan Raya Pasar Minggu, pukul 10.15 WIB, Selasa (1/8/2023), tampak kemacetan terjadi di ruas jalan ke arah perempatan Pancoran. Kendaraan hanya bisa melaju perlahan dan beberapa kali harus berhenti total.
Pengendara motor terlihat menyelip di antara antrean mobil dan bus yang juga terjebak macet. Sementara itu, lalu lintas di Jalan Raya Pasar Minggu arah Lenteng Agung terpantau lancar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang pengendara motor, Erik (27), mengatakan kemacetan memang selalu terjadi di Jalan Raya Pasar Minggu saat jam pergi dan pulang kerja. Dia mengaku memilih berputar arah dan mencari jalan sempit untuk menghindari macet.
"Makanya, kalau lewat Jalan Pasar Minggu, biasanya saya putar balik. Jadi hindari macet, selalu cari jalan-jalan sempit," kata Erik.
Erik berharap petugas yang mengatur lalu lintas di lokasi itu ditambah. Dia mengatakan keberadaan petugas bisa mencegah orang melawan arah ataupun berputar tidak pada tempatnya yang kerap menyebabkan macet.
"Sebenarnya lebih dibanyakin aja Polantasnya untuk mengatur jalan," ujarnya.
Seorang warga lainnya, Edi (44), mengatakan sering terjebak macet di Jalan Raya Pasar Minggu. Dia mengatakan kemacetan itu juga berdampak pada penghasilannya sebagai instruktur kursus mengemudi.
"Semua pasti mengeluh soal kemacetan, terutama pagi-pagi. Kalau sudah bicara soal macet, gampangnya, pasti kalau secara pribadi, dampaknya ke pendapatan. Kalau telat, dimarahi konsumen, kadang kita kena denda, operasional bensin juga," ujar Edi.
Edi berharap ada penambahan Polantas di lokasi rawan macet. Dia mengatakan keberadaan Polantas membuat pengendara lebih tertib dan lalin lebih lancar.
"Petugasnya di titik-titik macet ditambah. Selain overload kendaraan, ya manpower itu perlu. Ditambah-tambah saja petugas polisinya," ujarnya.
Simak juga Video 'Jakarta Macet, Jokowi: Terlambat 30 Tahun Bangun Transportasi Publik':