Jaringan internasional tindak pidana perdagangan orang (TPPO) penjualan ginjal yang bermarkas di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, terungkap hingga ke Kamboja. Sejauh ini Polda Metro Jaya telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus tersebut.
Kasus ini terungkap setelah Satgas TPPO Polda Metro Jaya menyelidiki iklan penjualan ganja di laman jejaring sosial Facebook. Seorang pelaku dan beberapa calon donor ginjal diamankan polisi di tempat penampungan di Tarumajaya, Bekasi.
Dalam perjalanannya, kasus tersebut berkembang hingga total kini sudah ada 15 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Sepuluh di antaranya adalah broker hingga koordinator yang terlibat langsung dengan sindikat di Kamboja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sindikat ini telah beroperasi sejak 2018. Diketahui, 122 orang telah mendonorkan ginjalnya melalui sindikat ini.
Para pelaku memanfaatkan kondisi korban yang kesulitan keuangan. Mereka mengiming-imingi korban untuk menjual ginjalnya tanpa melalui prosedur yang benar.
Lantas seperti apa alur perdagangan ginjal hingga sampai di Kamboja ini terjadi? Berikut penjelasannya.
Baca juga: Polda Metro Geledah Kantor Imigrasi di Bali Terkait Kasus TPPO |
![]() |
Rekrut Donor Via Facebook
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan mulanya para korban direkrut melalui Facebook. Mereka mencari donor melalui dua akun Facebook.
"Bagaimana cara rekrutnya? Ini melalui Facebook. Facebook ini ada dua akun grup akun ginjal Indonesia, dan akun ginjal negeri," kata Hengki kepada wartawan, Sabtu (29/7/2023).
Dalam perjalanannya, korban yang pertama kali menjadi korban jual beli ginjal kemudian menjadi pelaku dengan merekrut korban lainnya.
"Dalam perkembangannya, yang tadinya direkrut menjadi perekrut, ini dari mulut ke mulut," ujarnya.
Ditampung di Bekasi dan Cilebut Bogor
Sebelum diberangkatkan ke Kamboja, para calon donor ditampung di Indonesia. Sejauh ini diketahui ada dua lokasi penampungan calon donor, yakni di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, dan di Cilebut, Kabupaten Bogor.
Di dua lokasi ini mereka ditampung sambil menunggu aba-aba dari sindikat di Kamboja. Selama di tempat penampungan, mereka difasilitasi.
Simak Video 'Peran Penting Miss Huang, DPO Kasus TPPO Jual Ginjal di Kamboja':
Halaman selanjutnya: cara sindikat berangkat ke Kamboja....
Berangkat ke Kamboja Jalur Fast Track
Setelah tiba waktunya, mereka diberangkatkan ke Kamboja. Mereka berangkat melalui Bandara Ngurah Rai, Bali.
Untuk memuluskan pemeriksaan di Imigrasi, mereka dibantu oknum petugas Imigrasi. Tentunya sindikat ini mengeluarkan sejumlah uang untuk meloloskan pemeriksaan keimigrasian.
Mereka dibantu oknum Imigrasi untuk memperlonggar pemeriksaan saat akan berangkat ke Kamboja atau dalam hal uji disebut fast track.
"Caranya pakai fast track atau fast lane. Ini kan harusnya pertama ada pengajuan diskresi orang hamil, orang tua, difabel, dan sebagainya. Ini dipercepat sama dia, berangkatlah ke Kamboja," jelas Hengki.
![]() |
Diobservasi dan Bertemu Penerima Ginjal
Setelah sampai di Kamboja, lanjut Hengki, para korban kemudian diobservasi terlebih dahulu selama kurang lebih satu minggu. Tidak semua korban yang sudah berangkat bisa menjalani transplantasi ginjal.
"Di Kamboja ini diobservasi kurang lebih seminggu, berbeda-beda. Observasi beda-beda, ada yang seminggu, sambil diobservasi, dicek. Kadang ada yang gagal juga," imbuhnya.
Di sana, mereka bertemu dengan sosok Miss Huang, yang diduga terlibat dalam kasus jual beli ginjal. Setelah dinyatakan memenuhi syarat, para korban kemudian akan bertemu dengan pembeli atau penerima donor ginjal mereka.
"Kemudian dia dipertemukan dengan receiver, penerima donor. Kemudian koordinasi di sini, ini Miss Huang," tambahnya.
Baca selanjutnya: operasi ginjal di RS militer....
Transplantasi di RS Militer
Setelah serangkaian pemeriksaan dilakukan, para korban kemudian menjalani operasi. Berdasarkan pengakuan korban dan tersangka, dokter yang menangani operasi bernama Prof Chen.
Transplantasi ini berlangsung di Preah Ket Mealea Hospital, Phnom Penh, yang merupakan rumah sakit militer di bawah pemerintahan Kamboja.
Hengki menyebut operasi berlangsung selama 3 jam lamanya. Setelah operasi selesai, para korban selanjutnya kembali menjalani operasi atau masa pemulihan.
![]() |
"Dokternya siapa? Menurut keterangan tersangka, ini Prof Chen. Miss Huang sekali minta kadang-kadang 20 orang (korban). Kemudian, dioperasi hanya 3 jam, observasinya kurang lebih 10 hari pascaoperasi," jelasnya.
Kembali ke RI Jalur Darat
Donor yang telah menjalani transplantasi ginjal ini kemudian diistirahatkan. Mereka ditampung di sebuah hotel selama beberapa waktu.
Setelah pulih, para donor ini dipulangkan ke Indonesia dengan membawa sejumlah uang. Mereka dipulangkan melalui jalur darat.