Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengapresiasi generasi muda terpelajar yang terhimpun dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) karena menyelenggarakan pelatihan untuk kadernya dalam kegiatan Darul Arqam Madya (DAM). Hal itu diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam studium general DAM yang digelar di Aula Kampus Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jaksel.
Dalam acara itu, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut menyebut ada dua semangat yang dilakukan pemuda. Pertama, mengingatkan bahwa anak muda terpelajar juga makhluk sejarah yang bisa membuat sejarah.
Karenanya sangat penting belajar dari sejarah perjuangan dari seorang anak muda yang namanya dipakai dalam kegiatan di IMM yaitu Al Arqam bin Abi Al Arqam. HNW menceritakan Al Arqam bin Abi Al Arqam adalah sahabat Nabi Muhammad SAW, anak muda yang pemberani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di usia usia 21 tahun, Al Arqam Bin Abi Al Arqam berani masuk agama Islam, dan aktif menjadi solusi sehingga rumahnya pun dijadikan tempat berkumpul untuk mengajarkan Islam dan mengatur strategi dakwah. Rumahnya disebut sebagai Rumah Al Arqam (Darul Arqam).
"Ia anak muda, seusia peserta training IMM, yang berani berperan positif bela dan sukseskan dakwah Nabi Muhammad SAW" ujar HNW dalam keterangannya, Kamis (27/7/2023).
Kedua, mengingatkan anak-anak muda bahwa mereka tinggal di negara Indonesia. Sebagai negara yang demokratis, di Indonesia terbuka lebar kesempatan bagi generasi muda untuk berperan serta dalam membentuk sejarah mengisi dan mengawal perjalanan bangsa.
Hal demikian menurut HNW sudah ditunjukkan oleh generasi muda muslim terpelajar pada tahun 1920-an yang tergabung dalam Jong Islamieten Bond (JIB).
Belajar dari pengalaman sejarah di atas, HNW menegaskan generasi muda saat ini, apalagi peserta training madya DAM, semestinya tidak mempunyai jarak atau penghalang untuk mempersiapkan diri agar bisa maksimal berkontribusi menjadi solusi atasi permasalahan yang ada pada umat, bangsa, dan negaranya.
"Dengan semangat Al Arqam dan JIB, generasi muda, Kader IMM, harusnya bisa hadirkan kontribusi untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia dan bonus demografi yang terjadi di Indonesia" ujar alumni Pondok Pesantren Gontor itu.
Kader IMM didorong untuk memaksimalkan persiapan agar makin bisa berperan dan memaksimalkan peluang yang ada dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. HNW menyebutkan bahwa UUD NRI Tahun 1945 sudah memberikan kedaulatan kepada Rakyat.
Ia menjelaskan kedaulatan ini harusnya tidak dimubadzirkan, melainkan dimanfaatkan oleh semua Rakyat. Khususnya bagi generasi muda, termasuk di antaranya yang terhimpun dalam IMM.
Alumni Universitas Madinah, Arab Saudi, itu mengajak dan berharap kepada kader IMM untuk berani mempersiapkan diri dan organisasi mengawal demokrasi dan reformasi, mengawal cita-cita kemerdekaan, dan berkontribusi agar bisa mewujudkannya. Hal tersebut penting sebab bangsa ini mestinya bisa mengunduh keuntungan bonus demografi.
"Pasti kita ingin hasil yang positif dari bonus demografi", ujarnya.
Salah satu cara mengunduh dampak positif bonus demografi yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti yang dilakukan IMM dengan DAM-nya. Diharapkan kader IMM dan generasi muda lainnya tidak hanya meningkat kualitasnya namun juga paham betul dengan ajaran agama, konstitusi, sejarah, hak, dan kewajibannya.
"Dengan demikian generasi muda akan terus tampil menjadi pelanjut perjuangan, guna menyelamatkan cita-cita kemerdekaan dan reformasi"ujarnya. "Dengan demikian bonus demografi yang ada pun bisa bernilai manfaat dan maslahat untuk umat, bangsa dan negara," tambah HNW.
Sebaliknya, menurut HNW, bila generasi muda dibiarkan tanpa kegiatan yang positif dan konstruktif, hal demikian akan membuat generasi muda terjerumus pada budaya global yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Misalnya, narkoba, seks bebas, LGBT, dan lainnya.
"Keadaan ini akan bisa menjadi bom waktu dari bonus demografi. Kondisi itu akan menjauhkan kita dari cita-cita Bapak dan Ibu Pendiri Bangsa", sambung HNW.
Oleh karenanya, HNW mendukung generasi muda seperti yang terhimpun dalam IMM, untuk memaksimalkan peran melalui organisasi kampus, keagamaan, dan pelatihan-pelatihan agar mereka betul-betul tersegarkan ingatan peran sejarah dan memahami aturan-aturan hukum yang ada di Indonesia termasuk mengetahui hak dan kewajiban seperti yang pernah diperankan oleh JIB dan Al Arqam.
IMM dengan spirit 'Fastabiqul Khairat' harus disegerakan perwujudannya. Sehingga, cita-cita yang diinginkan segera bisa diwujudkan. HNW juga menegaskan generasi muda termasuk IMM, juga harus paham aturan hukum yang ada di Indonesia sehingga peran menjadi mitra kritis pemerintah bisa dilakukan dengan benar.
"Kritis tetap harus dilakukan dan secara konstitusional diberi ruang namun jangan sampai tidak paham aturan hukum", tegasnya.
"Bila kritis namun tidak tahu aturan hukum maka hasilnya bisa kontraproduktif, dan generasi muda hanya akan ditunggangi oleh kepentingan orang dan kelompok lain", tambah HNW.
Terakhir, HNW juga berpesan kepada kader IMM bahwa mereka harus menjadi kelompok yang berani dan kritis. Tidak hanya itu, kader IMM harus tetap dalam koridor agama, konstitusi, dan cita-cita bangsa.
"Sehingga bisa berkontribusi menyelamatkan Indonesia dengan bonus demografinya, menuju Indonesia Emas di Tahun 2045," pungkasnya.
(ncm/ega)