4. Harga Dinilai Relatif dan Boleh Beli di Luar
Agung juga menilai harga paket seragam dan atribut sekolah itu dinilai relatif. Sebab, siswa bisa memilih alternatif lain dengan cara membeli di luar sekolah
"Kalau harga kami rasa relatif ya, artinya anak-anak ada alternatif lain. Jika dirasa mahal, bisa cari di tempat lain yang lebih murah," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Agung mengingatkan sekolah punya aturan terkait penggunaan seragam sekolah, sehingga para siswa harus menyesuaikan seragam yang dipakai dengan aturan itu.
5. Wagub Jatim Sudah Laporkan ke Disdik
Merespons paket seragam sekolah mahal di Tulungagung itu, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menegaskan sekolah dilarang mewajibkan murid membeli seragam di sekolah. Dia tegaskan siswa harus diberi keleluasaan membeli seragam di luar sekolah.
"Nggak boleh mewajibkan," kata Emil saat dimintai konfirmasi detikJatim.
Emil mengaku langsung menindaklanjuti keluhan wali murid SMA Negeri 1 Kedungwaru itu dengan menghubungi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Timur. "Sudah saya teruskan infonya ke Kadisdik untuk ditindaklanjuti segera," ujarnya.
6. Imbauan Kepala Disdik ke Wali Murid
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai angkat bicara soal biaya atribut dan seragam sekolah mahal di Tulungagung. Menurutnya, wali murid tidak perlu membeli seragam itu jika harganya tidak masuk akal alias terlalu mahal.
"Itu kan koperasi yang jual. Kalau koperasi, kita nggak ikut-ikut, bukan kita. Kalau dia jual mahal, ya nggak apa-apa. Jadi jangan dibeli kalau (wali murid) nggak mampu," kata Aries seusai penandatanganan pakta integritas di Surabaya, dilansir detikJatim, Jumat (21/7/2023).
Dia sampaikan juga pesan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menyatakan, bila siswa tidak mampu membeli seragam baru, boleh memakai seragam lama atau bekas.
7. Kepala SMAN 1 Kedungwaru Dicopot
Tim dari Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur telah melakukan identifikasi terkait harga atribut dan seragam sekolah untuk siswa baru di SMAN 1 Kedungwaru yang mahal. Kadisdik Jatim Aries Agung Paewai mengatakan kepala sekolah (kepsek) di SMA tersebut dinonaktifkan.
"Betul, Kepala SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Bapak Norhadin resmi dinonaktifkan sementara," kata Aries, seperti dilansir detikJatim, Selasa (25/7/2023).
Aries mengatakan keputusan menonaktifkan kepsek itu diambil dalam menyikapi karut-marut penjualan seragam SMA yang mencapai harga lebih dari Rp 2,3 juta. Dia menyebutkan harga seragam yang mahal itu memberatkan wali murid.
(wia/imk)