Jakarta -
Viral di media sosial soal keluhan seragam sekolah mahal di Tulungagung, Jawa Timur (Jatim). Bermula dari unggahan foto kuitansi rincian biaya atribut dan seragam SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung, lalu muncul hal serupa yang dialami di sekolah lain.
Hal tersebut lantas menjadi sorotan hingga berujung penonaktifan Kepala SMAN 1 Kedungwaru dari jabatannya. Berikut sederet hal yang diketahui terkait mahalnya biaya paket atribut dan seragam sekolah di Tulungagung:
1. Total Biaya Mencapai 2,3 Juta
Salah satu wali murid siswa baru kelas 10 di SMAN 1 Kedungwaru berinisial NE membeberkan biaya pembelian paket seragam dan atribut sekolah yang mencapai total Rp 2.360.000. Padahal sejumlah item dalam daftar tersebut masih berupa kain yang perlu dijahit menjadi seragam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk seragam itu masih dalam bentuk kain lho. Kalau yang sudah jadi cuma seragam olahraga. Jadi kami harus ada biaya tambahan lagi untuk menjahitkan," ujar NE, dilansir detikJatim, Kamis (20/7/2023).
2. Pembelian Terkesan Diwajibkan
Selain itu, NE mengeluhkan pembelian paket atribut dan seragam sekolah itu yang terkesan diwajibkan. Bahasanya, guru mewanti-wanti murid soal warna seragam yang berbeda.
"Anak saya dibilangi sama gurunya, kalau beli di luar nanti warnanya beda. Jadi anak-anak takut, apalagi siswa baru," ujarnya.
Meski demikian, NE, yang merasa harga paket seragam dan atribut itu memberatkan, tetap merogoh kantong dalam-dalam agar anaknya tidak sampai merasa minder di sekolah. Berikut rincian harga atribut dan seragam sekolah yang dianggap mahal:
- 1 setel kain seragam abu-abu putih Rp 359.400
- 1 setel kain seragam pramuka Rp 315.850
- 1 setel kain seragam batik Rp 383.200
- 1 setel kain seragam khas Rp 440.550
- 1 item jas almamater Rp 185.000
- 1 kaus olahraga Rp 130.000
- 1 ikat pinggang Rp 36.000
- 1 tas sekolah Rp 210.000
- 1 atribut sekolah Rp 140.000
- 1 jilbab Rp 160.000
Rincian biaya seragam dan atribut SMA di Tulungagung (Adhar Muttaqin/detikJatim) |
3. Sekolah Berdalih Tak Mewajibkan
Juru bicara SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung, Agung Cahyadi, mengklarifikasi bahwa sekolah tidak mewajibkan siswa baru untuk membeli seragam di koperasi. Siswa bebas membeli perlengkapan di luar sekolah.
"Kami berikan hak jawab ya, yang pertama (pembelian seragam di sekolah) itu tidak wajib. Jadi kalau anak-anak mau membeli di luar, ya dipersilakan, nggak apa-apa," katanya, dilansir detikJatim, Jumat (21/7/2023).
Menurutnya, pihak sekolah melalui koperasi sekolah hanya memfasilitasi siswa baru agar lebih mudah mendapat paket seragam yang digunakan di SMAN 1 Kedungwaru.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya
Lihat juga Video: Pengunjung Membludak, Toko Seragam di Tasik Pakai Sistem Buka Tutup
[Gambas:Video 20detik]
4. Harga Dinilai Relatif dan Boleh Beli di Luar
Agung juga menilai harga paket seragam dan atribut sekolah itu dinilai relatif. Sebab, siswa bisa memilih alternatif lain dengan cara membeli di luar sekolah
"Kalau harga kami rasa relatif ya, artinya anak-anak ada alternatif lain. Jika dirasa mahal, bisa cari di tempat lain yang lebih murah," imbuhnya.
Namun Agung mengingatkan sekolah punya aturan terkait penggunaan seragam sekolah, sehingga para siswa harus menyesuaikan seragam yang dipakai dengan aturan itu.
5. Wagub Jatim Sudah Laporkan ke Disdik
Merespons paket seragam sekolah mahal di Tulungagung itu, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menegaskan sekolah dilarang mewajibkan murid membeli seragam di sekolah. Dia tegaskan siswa harus diberi keleluasaan membeli seragam di luar sekolah.
"Nggak boleh mewajibkan," kata Emil saat dimintai konfirmasi detikJatim.
Emil mengaku langsung menindaklanjuti keluhan wali murid SMA Negeri 1 Kedungwaru itu dengan menghubungi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Timur. "Sudah saya teruskan infonya ke Kadisdik untuk ditindaklanjuti segera," ujarnya.
6. Imbauan Kepala Disdik ke Wali Murid
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai angkat bicara soal biaya atribut dan seragam sekolah mahal di Tulungagung. Menurutnya, wali murid tidak perlu membeli seragam itu jika harganya tidak masuk akal alias terlalu mahal.
"Itu kan koperasi yang jual. Kalau koperasi, kita nggak ikut-ikut, bukan kita. Kalau dia jual mahal, ya nggak apa-apa. Jadi jangan dibeli kalau (wali murid) nggak mampu," kata Aries seusai penandatanganan pakta integritas di Surabaya, dilansir detikJatim, Jumat (21/7/2023).
Dia sampaikan juga pesan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menyatakan, bila siswa tidak mampu membeli seragam baru, boleh memakai seragam lama atau bekas.
7. Kepala SMAN 1 Kedungwaru Dicopot
Tim dari Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur telah melakukan identifikasi terkait harga atribut dan seragam sekolah untuk siswa baru di SMAN 1 Kedungwaru yang mahal. Kadisdik Jatim Aries Agung Paewai mengatakan kepala sekolah (kepsek) di SMA tersebut dinonaktifkan.
"Betul, Kepala SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Bapak Norhadin resmi dinonaktifkan sementara," kata Aries, seperti dilansir detikJatim, Selasa (25/7/2023).
Aries mengatakan keputusan menonaktifkan kepsek itu diambil dalam menyikapi karut-marut penjualan seragam SMA yang mencapai harga lebih dari Rp 2,3 juta. Dia menyebutkan harga seragam yang mahal itu memberatkan wali murid.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini