Minimnya Curah Hujan Bikin Debit Air 0 Cm di Katulampa

Minimnya Curah Hujan Bikin Debit Air 0 Cm di Katulampa

Muchamad Sholihin - detikNews
Rabu, 26 Jul 2023 22:10 WIB
Tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa Bogor menyentuh titik 0 cm. Kondisi ini disebut terjadi selama Juli. Sejumlah warga asyik memancing (M Sholihin/detikcom)
Foto: Tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa Bogor menyentuh titik 0 cm. Kondisi ini disebut terjadi selama Juli. Sejumlah warga asyik memancing (M Sholihin/detikcom)
Bogor -

Tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Bogor menyentuh angka 0 sentimeter (cm). Keadaan ini karena curah hujan yang minim di kawasan Puncak, Bogor.

Pantauan detikcom, Senin (24/7), air tampak surut sehingga bebatuan besar dan dasar sungai tampak terlihat jelas dari atas Bendung Katulampa. Hanya ada beberapa genangan kecil seperti sisa air hujan yang tertampung di antara bebatuan.

Pada sore ini, terlihat 4 orang memancing di dasar Sungai Ciliwung, di depan Bendung Katulampa. Mereka berdiri di tepi sungai hingga di batu besar di dasar Sungai Ciliwung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surut Sejak Juli

Petugas jaga Bendung Katulampa, Ahmad Aliyudin, menyebut TMA Bendung Katulampa berada di titik nol atau berada di bawah normal selama Juli 2023.

"Untuk ketinggian di Bendung Katulampa hari ini di bawah normal, itu kosong nggak ada limpasan ke Ciliwung karena semua masuk (dialirkan) untuk kebutuhan induk irigasi," kata Aliyudin saat ditemui di Bendung Katulampa, Bogor, Senin (24/7/2023).

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan air tetap dialirkan ke Sungai Ciliwung untuk menjaga ekosistem sungai.

Tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa Bogor menyentuh titik 0 cm. Kondisi ini disebut terjadi selama Juli. Sejumlah warga asyik memancing (M Sholihin/detikcom)Sejumlah warga asyik memancing saat Bendung Katulampa surut (M Sholihin/detikcom)

"Paling tinggi aliran yang masuk ke Sungai Ciliwung itu ada penggelontoran hanya sekitar 100 liter/detik untuk menjaga ekosistem sungai, selebihnya untuk fungsi awal untuk aliran irigasi," tambahnya.

Dia menyebut hujan yang jarang terjadi di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, mengakibatkan debit Sungai Ciliwung tak pernah naik. Kawasan Puncak, Bogor, merupakan hulu Sungai Ciliwung.

"Karena memang intensitas cuaca dari kawasan Puncak selama bulan Juli, memang belum ada hujan yang menyebabkan penambahan debit Tinggi Muka Air Sungai Ciliwung," katanya.

"Karena sekalipun ada hujan intensitasnya ringan, dan tidak menambah debit volume air. Saat ini air dialirkan ke saluran irigasi di Sungai Kalibaru," tambahnya.

Lihat juga Video 'Langkah BMKG Antisipasi Dampak Ancaman El-Nino di Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



Selanjutnya: Curah hujan rendah.

Curah Hujan Rendah dalam 2 Minggu

BMKG menyatakan air di Bendung Katulampa surut dipicu curah hujan rendah di kawasan Puncak Bogor yang jadi hulu Sungai Ciliwung. Kondisi itu telah terpantau sejak dua pekan.

"Ini lebih karena intensitas hujan untuk wilayah kita sendiri di stasiun klimatologi Citeko-Cisarua, curah hujannya dalam dua minggu ini memang hanya sedikit. Kalau kurang hujan ini sudah sejak 2 minggu ini (di kawasan Puncak)," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Citeko Fathuri, Rabu (26/7/2023).

Fathuri menyebutkan kawasan Puncak sebenarnya merupakan wilayah non-zona musim. Letak geografis Kecamatan Cisarua dan sekitarnya yang dikelilingi pegunungan, membuat wilayah ini tetap diguyur hujan ringan meski saat musim kemarau.

"Kawasan Puncak sebenarnya termasuk wilayah yang selalu lembap, ya, topografinya tinggi, jadi wilayah Puncak juga sama seperti Kota Bogor. Boleh dibilang curah hujannya berkurang, cuma walaupun musim kemarau tetap ada hujan," kata Fathuri.

"Di Cisarua, tadi malam saja ada hujan, kemudian dua hari lalu juga ada hujan, tetapi tidak signifikan (hujan ringan), jumlahnya hanya sedikit kurang dari 10 milimeter dan sporadis, tidak merata, jadi di wilayah tertentu saja, di kawasan Cisarua saja tidak seluruhnya hujan. Jadi hujannya lokal saja tidak secara keseluruhan di kawasan Puncak," tambahnya.

Fathuri mengatakan wilayah Bogor dan wilayah lain di Jawa Barat sudah memasuki musim kemarau.

"Ini memang menurut prakiraan Stasiun Klimatologi Jawa Barat, yaitu yang ada di Dramaga Kota Bogor, itu memang prakiraannya di Juli awal, di beberapa wilayah Jawa Barat sudah masuk musim kemarau, buktinya di wilayah pantura boleh dikatakan sudah 3 minggu tidak ada hujan," kata Fathuri.

Halaman 2 dari 2
(aik/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads