Sejumlah masalah terjadi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), termasuk kecurangan. Partai Garuda tak setuju rencana Kemendikbud Ristek membentuk Satgas Pengawasan PPDB.
"Menurut hemat kami, yang dibuat bukan satgas pemantauan tapi fokus membenahi sekolahnya. Jadi solusinya bukan mengawasi terkait kecurangan PPDB sistem zonasi," kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, Senin (24/7/2023).
Dia memberikan 3 saran yang dapat dilakukan Kemendikbud. Tiga saran itu terkait peningkatan kualitas sekolah hingga sektor keamanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi harus memastikan bahwa sekolah di setiap daerah tersedia sesuai kebutuhan di zona tersebut, harus membuat program keamanan untuk menghindari bahaya yang mengancam siswa, dan terakhir harus membuat program peningkatan kualitas pengajaran sekolah," kata dia.
Menurutnya, jika 3 poin itu tidak diimplementasi, maka kecurangan dari PPDB akan terus terjadi. Menurutnya, akal-akalan yang dilakukan tersebut karena kualitas pendidikan maupun keamanan sekolah yang belum merata.
"Akal-akalan itu dilakukan bukan karena mereka jahat tapi itu dilakukan karena kebutuhan, karena mereka ingin anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak, aman dan nyaman. Ini murni kebutuhan. Jadi membuat satgas pemantauan bukan jalan keluar," kata dia.
Dia mengatakan masalah dalam PPDB tersebut persoalan manusiawi. Dia meminta ada perbaikan sistem hingga kualitas dan kuantitas sekolah sehingga membuat banyak pilihan bagi siswa.
"Akal-akalan itu terjadi karena ada kebutuhan yang sangat manusiawi. Karena mayoritas orang tua pasti tidak ingin menyekolahkan anaknya di tempat yang tidak nyaman, ini belum bicara soal kualitas pengajarannya ya," kata dia.
Dia memberi contoh, orang tua akan memilihkan anaknya di sekolah yang tak rawan dengan lokasi tawuran. Tiap orang tua, lanjutnya, akan memilih sekolah yang nyaman bagi anaknya.
"Orang tua didik yang ekonominya menengah ke bawah pun akan berupaya agar anaknya sekolah di tempat yang nyaman walaupun jaraknya lebih jauh. Yang ekonomi menengah dan menengah ke atas tentu, selain akan mencari sekolah yang nyaman juga kualitas pengajaran untuk anaknya. Ini hal yang manusiawi," ucap dia.
(jbr/fjp)