Sejumlah rumah hangus akibat kebakaran di permukiman warga di Jalan Anggrek 2, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan (Jaksel). Korban kebakaran pun tetap menggantungkan asa agar rumahnya bisa ditinggali lagi.
Sebagaimana diketahui, kebakaran di permukiman padat penduduk di Setiabudi, Jaksel, terjadi pada Jumat (21/7). Sekitar 200 orang menjadi korban dan terpaksa mengungsi.
"(Objek terbakar) rumah tinggal, korban terdampak kebakaran ada 40 KK (keluarga), sekitar 200 jiwa," kata petugas command center Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jaksel, Indra, saat dihubungi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebakaran yang terjadi di Jalan Anggrek 2 RT 003 RW 002, Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jaksel, itu telah padam sekitar pukul 14.40 WIB. Ada 24 unit mobil pemadam kebakaran (damkar) dan 100 personel dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api.
Apa saja harapan para korban kebakaran? Baca halaman selanjutnya.
Berharap Rumahnya Diperbaiki Pemprov DKI
Sejumlah warga kini mengungsi. Warga pun berharap ada bantuan untuk perbaikan rumah mereka dari Pemprov DKI.
Salah satu warga, Sri Mulyani (61), mengatakan rumahnya yang semipermanen habis terbakar. Sri mengaku hanya ada sepeda motor yang bisa diselamatkan suaminya.
"Kebetulan dak saya bukan dicor, cuma dari kayu. Kalau yang lain mungkin masih ada (sisa rumahnya) kalau dicor," kata Sri Mulyani di posko pengungsian korban kebakaran di Setiabudi, Jaksel, Sabtu (22/7).
Sri mengatakan telah menerima bantuan berupa makanan dan perlengkapan sehari-hari dari Pemprov DKI. Namun dia berharap ada bantuan untuk perbaikan rumah bagi warga korban kebakaran.
"Bantuan dari pemerintah DKI sejauh ini, dari Dinsos, BPBD, PMI. Saya sih minta bisa dibantu untuk perbaikan rumah. Untuk sementara saya mau cari kontrakan dulu lah," ucapnya.
![]() |
Mengungsi di Sekolah
Ada juga yang untuk sementara mengungsi di SMK Muhammadiyah 15. Lokasi ini dipilih karena berada tidak jauh dari tempat kejadian.
Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (22/7) siang, beberapa warga tampak menempati tenda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Sebagian warga lainnya berada di dalam ruang kelas sekolah.
Beberapa bantuan lain juga terlihat, seperti nasi kotak, termos air panas, matras, selimut, kotak obat-obatan, serta peralatan mandi. Bantuan juga datang dari Palang Merah Indonesia (PMI) serta Dinas Sosial setempat.
Untuk aktivitas, warga masih bertumpu pada fasilitas yang dimiliki gedung sekolah, seperti toilet serta masjid. Warga pengungsi didominasi oleh orang dewasa, lanjut usia, juga beberapa anak-anak.
![]() |
Ketua RW 002 Lukman Purnama menyebut bantuan yang paling dibutuhkan warganya antara lain makanan, pakaian, serta obat-obatan. Ditambah lagi dengan seragam sekolah anak-anak karena memang sudah memasuki masa sekolah.
"Sepengamatan kami yaitu memang pangan harus terpenuhi. Sehari tiga kali makan mereka, harus kita maksimal berupa katering. Kemudian sandang, pakaian, obat-obatan, dan kebutuhan lain seperti untuk anak sekolah seragam yang kami perlukan. Kebutuhan itu sangat kami perlukan dari para dermawan dan lembaga terkait," kata Lukman Purnama selaku ketua RW 002 di lokasi, Sabtu (22/7/2023).
Lukman Purnama mengatakan posko pengungsian di SMK Muhammadiyah 15 menjadi yang utama. Meskipun ada juga beberapa warga yang mengungsi ke rumah tetangga hingga ke PAUD Babussalam.
"Kami harapkan dari awal sepakat posko utama itu ada di SMK Muhammadiyah 15. Namun, dalam perjalanannya, karena ada warga yang terdampak dari musibah ini tidak mau atau nggak jauh dari rumah. Jadi masih ada di dua titik ini di RT 003 dan RT 002, itu di PAUD Babussalam dan sebagian lagi ada di rumah rumah warga di RT 003 yang tidak terdampak," ujar Lukman.
"Tapi kami sudah mengimbau, berusaha mengajak warga agar bisa mengurusnya agar bantuan dari pemerintah dan unsur-unsur terkait itu bisa langsung sampai ke tujuan, ke sasaran," lanjutnya.
Lukman menjelaskan dirinya sudah berkoordinasi dengan RT terkait untuk proses pendataan warga yang terdampak. Data terbaru, Lukman mengatakan warga yang terdampak berjumlah 143 jiwa.
"Untuk di RT 002 jumlah yang terdampak itu ada 11 rumah. Itu 25 keluarga (KK) dan 86 jiwa. Kemudian di RT 003 ada 6 rumah 13 KK, 57 jiwa. Jadi jumlah keseluruhan 143 jiwa yang terdampak dari kebakaran ini. Kami akan terus memantau, khawatir ada warga yang tidak terdata," jelas Lukman.
"Bayi alhamdulillah kita ada, tapi nggak banyak, hanya dua, ibu hamil dua, dan banyak di sini lansia," sambungnya.