Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat ada penurunan angka kemiskinan pada periode Maret 2023. Angkanya turun 3,5 ribu orang dari 829.660 orang menjadi 826.130 pada periode September 2022.
"Terjadi penurunan sebesar 0,07 persen, turun dibandingkan September 2022," kata Kepala BPS Banten Faizal Anwar dalam keterangan yang disampaikan secara virtual, Senin (17/7/2023).
Jika dipersentasekan, jumlah kemiskinan pada Maret 2023 adalah 6,17 persen atau turun dari 6,24 persen pada September 2022. Faizal mengatakan angka ini di bawah angka kemiskinan nasional yang sebesar 9,36 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekali lagi angka kemiskinan Banten di bawah angka kemiskinan nasional," ujarnya.
Ia mengatakan penurunan kemiskinan ini banyak terjadi di pedesaan dibanding perkotaan. Menurutnya, ada peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan dibandingkan pada September tahun lalu.
Faizal menjelaskan, faktor yang paling banyak mempengaruhi penduduk miskin adalah komoditi makanan. Dia menuturkan, kebutuhan per kapita per bulan pada Maret ini juga naik dari Rp 598 ribu menjadi Rp 619 ribu.
"Komoditi apa yang berpengaruh pada garis kemiskinan, sama seperti nasional, memang beras paling dominan. Tapi ada perbedaan, rokok jadi bagian yang penyumbang, padahal rokok tidak punya kandungan kalori tapi rumah tangga mengeluarkan biaya," ujarnya.
Selain beras dan rokok, komoditi selanjutnya adalah daging ayam, telur dan mi instan.
Ia melanjutkan, ketika ada rumah tangga dengan jumlah keluarga empat lima orang dengan penghasilan Rp 3,1 juta, hal itu bisa disebut rumah tangga miskin. Angka penghasilan ini, menurutnya, tinggi dibandingkan dengan Jawa Barat. Namun, kata dia, angka tersebut masih di bawah angka di DKI Jakarta, sebesar Rp 3,8 juta sebulan.
"Kita berada di bawah DKI Jakarta, tapi masih di atas garis kemiskinan di Jawa Barat," pungkas Faizal.
Lihat juga Video 'Megawati Instruksikan Kader PDIP Jemput Bola Atasi Kemiskinan':