Badan Pusat Statistik (BPS) Banten mencatat ada kenaikan angka kemiskinan. Salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga BBM padad September tahun lalu.
"Jadi peningkatan kemiskinan di Banten pada September 2022, sama dengan nasional terjadi (faktor) kenaikan BBM, kenaikan Pertalite, solar, juga Pertamax jadi secara nasional semua provinsi mengalami kenaikan BBM," kata Statistisi Ahli Madya BPS Banten Indra Warman di Serang, Senin (16/1/2023).
Berdasarkan data BPS Banten, jumlah penduduk miskin pada periode September berjumlah 829,66 ribu orang atau naik 15 ribu orang sejak periode Maret 2022. Kenaikan BBM ini juga jadi faktor inflasi umum di Banten yang naik menjadi 3,08 persen di periode Maret-September 2022 yang berpengaruh pada jumlah warga miskin.
Angka ini lebih tinggi dibanding periode tahun sebelumnya. Secara umum, menurut Indra, angka kemiskinan di Banten adalah 6,24 persen. Memang sejak Maret 2020 sampai September 2022 faktor adanya pandemi COVID-19 juga berpengaruh pada jumlah penduduk miskin.
Naiknya pertumbuhan warga miskin di Banten ini paling banyak terjadi di wilayah perkotaan dibanding di pedesaan. Garis kemiskinan yang jadi ukuran faktor seseorang dikategorikan miskin juga bertambah, yaitu menjadi Rp 599 ribu per kapita per bulan pada September 2022. Sedangkan di bulan Maret hanya Rp 570 ribu per kapita per bulan.
Untuk komoditas makanan yang berpengaruh pada faktor kemiskinan yang meningkat di perkotaan tersebut, menurut Indra, dipengaruhi oleh konsumsi warga terhadap rokok. Ini berbeda dengan warga desa yang jenis komoditas berpengaruhnya adalah beras.
Sedangkan untuk komoditas nonmakanan yang di urutan pertama adalah konsumsi perumahan. Dan tertinggi kedua, baik di desa maupun di kota, adalah faktor kebutuhan terhadap BBM.
"Kenaikan BBM terjadi gejolak harga, namun demikian catatan kita rokok kretek filter yang punya peran garis kemiskinan kita meningkat," jelasnya.