Budi Irianto (58) warga Desa Semanding, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah mengapresiasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan. Program tersebut membantunya untuk melakukan cuci darah gratis selama lima tahun.
"Sudah lima tahun ini setiap hari Selasa dan Jumat, bolak balik ke RS PKU Muhammadiyah Gombong untuk cuci darah, ditemani istri dan kadang juga anak saya," cerita Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (12/7/2023).
Setiap dua minggu sekali, Budi memang diharuskan melakukan cuci darah di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadiyah Gombong. Dia pun menyadari jika keluarganya membutuhkan uang yang tidak sedikit untuk pengobatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun berkat JKN, pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) ini pun bisa merasakan langsung manfaat dari program tersebut. Bahkan bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk keluarganya.
"Program JKN ini sangat-sangat membantu, khususnya bagi kami pasien hemodialisa. Kita tahu biaya cuci darah tidaklah murah. Entah sudah berapa banyak nominal uang yang saya keluarkan jika tidak dibantu JKN," terang Budi.
Dia menambahkan selama ini dirinya tidak pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda dari pihak rumah sakit lantaran menggunakan JKN. Dia menilai saat ini layanan di rumah sakit sudah sangat baik.
Menurutnya, rumah sakit tempatnya berobat membantu pasien-pasien cuci darah agar terus mampu bertahan dan melawan sakit yang diderita. Bahkan pihak rumah sakit juga menginisiasi pembentukan komunitas hemodialisa di lingkungan RS PKU Muhammadiyah Gombong.
Komunitas tersebut dijadikan ajang silaturahmi dan saling menguatkan antar sesama pasien cuci darah.
"Jadi salah satu kunci agar terus bertahan adalah bisa mengelola stres. Salah satunya dengan melakukan aktivitas positif bersama komunitas. Selain itu, program JKN ini juga membuat saya tidak khawatir masalah biaya untuk cuci darah," terang Budi.
Budi juga menceritakan sewaktu awal mula dia divonis gagal ginjal, anaknya pernah merekomendasikan agar dirinya menggunakan asuransi swasta untuk pengobatannya. Namun dirinya lebih memilih Program JKN, karena mengetahui layanan Program JKN sudah sangat baik.
Selain itu, akses ke fasilitas kesehatan dengan menggunakan Program JKN juga lebih banyak dibandingkan asuransi swasta di wilayah Gombong.
"Jadi saya yakinkan anak saya waktu itu untuk pakai JKN karena lebih mudah akses ke rumah sakitnya," terangnya.
Dia melanjutkan layanan cuci darah dengan memanfaatkan Program JKN juga sangat mudah dan praktis. Dengan adanya simplifikasi layanan, dia tidak perlu memperbarui rujukan setiap tiga bulan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Untuk mendapatkan layanan ini, ia cukup melakukan verifikasi sidik jari (fingerprint) di loket pendaftaran. Ia juga tidak perlu antri menunggu terlalu lama untuk mendapatkan tindakan cuci darah karena sudah dijadwalkan oleh pihak rumah sakit.
"Layanan pendaftaran sudah dilakukan sendiri di RS PKU Muhammadiyah Gombong ini melalui mesin pendaftaran. Langkah-langkah pendaftarannya juga tergolong sangat mudah bagi orangtua seperti saya," terangnya.
Budi pun menyadari gotong royong peserta JKN telah membantu dirinya berobat. Karena itu, dia berterima kasih kepada seluruh peserta JKN yang telah rutin membayar iuran dan BPJS Kesehatan yang telah mengelola Program JKN dengan sangat baik.
Dia juga menuturkan iuran yang dibayarkan tidaklah sebanding dengan manfaat yang akan didapatkan nantinya.
"Sudah saya rasakan sendiri. Mungkin seluruh iuran saya dikumpulkan dari saat aktif jadi ASN sampai sekarang pun belum cukup buat menutup biaya pengobatan ini, apabila saya jadi pasien umum," katanya.
Selain itu, dirinya juga mengingatkan peserta JKN memastikan status kepesertaannya agar tetap aktif. Hal itu untuk meminimalisir adanya terkendala saat hendak mengakses pelayanan kesehatan.
Simak juga 'Peluncuran I-Care JKN, Permudah Layanan Kesehatan di BPJS Kesehatan':