Pertemuan Menlu ASEAN, RI Kutuk Keras Meningkatnya Kekerasan di Myanmar

Pertemuan Menlu ASEAN, RI Kutuk Keras Meningkatnya Kekerasan di Myanmar

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Rabu, 12 Jul 2023 13:46 WIB
Pertemuan ke-56 Menlu ASEAN (dok Kemlu)
Pertemuan ke-56 Menlu ASEAN (Foto: dok. Kemlu)
Jakarta -

Menlu RI Retno Marsudi memimpin Sesi Retreat Pertemuan Menlu ASEAN (AMM) hari ini. Dalam sesi tersebut, Retno mengutuk kekerasan yang terus meningkat di Myanmar.

Pertemuan Menlu ASEAN ini digelar, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (12/7/2023). Sesi Retreat hari ini salah satunya membahas terkait krisis politik di Myanmar.

Dalam pidato pembukaannya, Retno mulanya menjelaskan mengenai Konsensus 5 Poin yang disepakati oleh ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retno menuturkan, selama hampir 7 bulan menjadi Ketua ASEAN, Indonesia terus berupaya melakukan dialog intensif dengan prinsip 'tidak ada yang tertinggal'.

"Engagements hanyalah sarana. Ini adalah waktu yang tepat untuk mendorong dialog di antara mereka. Dialog akan membuka jalan menuju solusi politik. Hanya solusi politik yang akan menghasilkan perdamaian yang tahan lama," kata Retno.

ADVERTISEMENT

Retno menuturkan Indonesia masih sangat prihatin atas kekerasan yang meningkat di Myanmar. Indonesia pun mengutuk keras hal tersebut.

"Kami masih sangat prihatin melihat kekerasan yang terus berlanjut dan meningkat di Myanmar. Indonesia mengutuk keras penggunaan kekuatan dan kekerasan," ujarnya.

Retno juga mendesak semua negara ASEAN mengecam kekerasan itu. Sebab, menurutnya, hal ini penting untuk membangun dialog.

"Kami sangat mendesak semua pemangku kepentingan untuk mengecam kekerasan karena ini sangat penting untuk membangun kepercayaan, dan ini juga penting untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan dialog," tutur Retno.

Lebih lanjut, Retno juga meminta ASEAN harus tetap berada di kursi pengemudi dalam mengarungi tantangan geopolitik saat ini dan ke depan, termasuk melalui East Asia Summit (EAS) dan (ASEAN Regional Forum (ARF). Dia menekankan, ASEAN percaya pada inklusivitas dan dialog.

"EAS dan ARF adalah platform inklusif yang sangat penting tempat semua pemain di wilayah ini duduk dan berbicara. ASEAN percaya pada inklusivitas, ASEAN percaya pada dialog, dan ASEAN percaya pada kolaborasi yang saling menguntungkan," papar Retno.

"Untuk ARF, tahun ini menandai tahun ke-30 berdirinya. Sambil menjaga langkah-langkah membangun kepercayaan, sudah saatnya ARF juga fokus pada diplomasi preventif," imbuh dia.

Simak juga 'Saat Jokowi Bicara soal Hasil KTT ASEAN, Termasuk Bahas Myanmar':

[Gambas:Video 20detik]



(mae/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads