Pada Syarief Hasan, para tenaga honorer mengaku pengabdiannya selama berpuluh-puluh tahun tidak dihargai. Padahal mereka sudah mendarmabaktikan diri pada masyarakat, bangsa, dan negara. Mendengar aspirasi para tenaga honorer, Syarief pun mengakui polemik tersebut sudah lama terjadi.
"Partai Demokrat selalu menyuarakan keberpihakan kepada tenaga honorer," kata Syarief Hasan dalam keterangannya, Selasa (11/7/2023).
Kendati demikian, saat ini pemerintah tidak peduli dan memikirkan nasib para tenaga honorer. Dia pun mengatakan di masa sebelumnya, keberadaan tenaga honorer banyak mengalami kemajuan.
"Kami terkejut dan tidak menyangka. Di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tenaga honorer sangat diperhatikan," sambung Syarief.
Dia menjelaskan pada masa SBY ada hampir 2 juta tenaga honorer. Dari jumlah tersebut, lebih dari 1 juta tenaga honorer diangkat menjadi ASN.
"Setelah pemerintahan berganti, kesempatan tenaga honorer menjadi ASN menjadi tertutup," ucapnya.
Syarief pun menegaskan setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Hal demikian diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27.
"Amanat itu jelas bisa dibaca oleh pemegang kekuasaan," terangnya.
Dia mengaku atas keberpihakan pada tenaga honorer tersebut yang membuat dirinya dengan terbuka menerima mereka di gedung wakil rakyat.
"Meski MPR dan DPR mempunyai tugas masing-masing namun saya mau menerima AHN. Aspirasi yang disampaikan akan saya sampaikan ke komisi terkait di DPR," tambahnya.
Syarief mengaku sering menyuarakan tentang penting dan perlunya berpihak pada tenaga honorer. Dirinya sepakat dengan usulan, aspirasi, dan keinginan para honorer sehingga mereka harus diberikan ruang yang luas agar bisa diangkat menjadi ASN.
Dia menilai hal tersebut sangat wajar karena tenaga honorer sudah terbukti memberikan darma baktinya pada bangsa dan negara.
"Saya memberi apresiasi kepada tenaga honorer di bidang kesehatan yang bekerja tanpa memperhitungkan keselamatan dirinya di tengah pandemic COVID-19. Mereka tidak bekerja work from home, namun betul-betul kerja di lapangan," tambahnya.
Menurut Syarief, tenaga honorer kesehatan tersebut merupakan bukti untuk menjadi pertimbangan kepada pemerintah saat ini bahwa kebijakan untuk tenaga honorer harus dilanjutkan. Seperti apa yang sudah dijalankan dan dilakukan oleh Presiden SBY.
Simak juga 'Demokrat Sebut Mimpi SBY Keinginan Seluruh Rakyat Indonesia':
(prf/ega)