Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menyiapkan strategi khusus untuk membangun daerahnya lewat sektor pariwisata. Selama pandemi, Bupati yang akrab disapa Cak Fauzi itu kerap menyuntikkan dana kepada pengusaha lokal agar tetap bertahan, baik dari APBD atau dana pribadi.
Cak Fauzi menyatakan roda ekonomi di kabupaten paling ujung timur Pulau Madura itu ditopang oleh UMKM. Sektor ekonomi riil, kata dia, bersentuhan langsung dengan hajat hidup.
Banyaknya UMKM, tak lepas dari potensi wisata di Kabupaten Sumenep. Daerah ini memang diberkahi bentangan alam yang luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu tempat wisata di Sumenep adalah Gili Iyang, sebuah pulau dengan kandungan oksigen terbaik di dunia yang dimiliki Indonesia. Ada lagi Gili Labak yang terkenal dengan keindahan bawah laut yang tak kalah dari Wakatobi, Derawan, atau Pulau Weh.
Di Sumenep, wisata budaya dan sejarah juga menjadi ciri khas. Di Sumenep ada keraton yang masih eksis berdiri.
Ada juga desanya para empu, yang hingga kini terus memproduksi keris khas Sumenep. Namanya Desa Aeng Tong-Tong. Desa wisata ini memiliki budaya serta kearifan lokal yang khas, tidak dimiliki daerah lainnya, lantaran menjadi desa penghasil keris dengan empu terbanyak.
Untuk melecut kegiatan pariwisata, Cak Fauzi menggenjot pengembangan sumber daya manusia (SDM). Hal ini dilakukan lewat pelaksanaan sejumlah pelatihan untuk menyiapkan pengusaha-pengusaha baru.
Untuk mengatrol daya beli masyarakat, Cak Fauzi mempromosikan wisata-wisata unggulan di Kabupaten Sumenep. Penyiapan infrastruktur pendukung pun dilakukan.
"Alhamdulillah, sektor-sektor ini kembali menggeliat. Kunjungan wisatawan terus bertambah. Sektor UMKM kembali bergerak dan berkembang," tutur Cak Fauzi dalam keterangan tertulis, Selasa (11/7/2023).
Pada tahun 2020 ketika pandemi merebak, jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sumenep mencapai 168.775 orang. Menjejak 2021, ada peningkatan kunjungan menjadi 248.158 orang.
Pada 2022, strategi Cak Fauzi layak diapresiasi. Masyarakat Sumenep, juga Madura, patut angkat topi. Ini karena kunjungan wisatawan pada tahun itu meningkat 300 persen. Tercatat sebanyak 1.057.434 wisatawan mengunjungi Sumenep.
"Meningkatnya kunjungan wisatawan, membuat UMKM semakin tumbuh dan berkembang. Ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi," ungkap Cak Fauzi.
Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, nilai investasi otomatis meninggi. Jika pada tahun 2020 nilai investasi di Sumenep baru menyentuh angka Rp 810 miliar, pada tahun 2022 nilainya semakin, menjadi Rp 1,78 triliun.
Cak Fauzi menerangkan peningkatan nilai investasi akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan, sehingga mampu mengurangi pengangguran terbuka. Dampaknya, pengangguran terbuka di Sumenep menjadi yang terendah di Jawa Timur.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka Kabupaten Sumenep periode Agustus 2022 menurun sebesar 1,36 persen dibandingkan dua tahun sebelumnya di atas 2 persen, pada 2021 sebesar 2,31 persen dan tahun 2020 mencapai 2,84 persen," jelas Cak Fauzi.
Diplomasi wisata ala Cak Fauzi juga mampu menurunkan angka kemiskinan. Jika pada tahun 2021 angka kemiskinan di Sumenep mencapai 20,51 persen, pada tahun 2022 turun menjadi 18,76 persen. Ini kali pertama angka kemiskinan di Sumenep berada di bawah 20 persen.
Simak Video 'Dari Masa Depan Madura hingga Pilkada Jawa Timur':