Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyampaikan nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat relevan dalam menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Oleh sebab itu, Ratu Kalinyamat layak dianugerahi sebagai pahlawan Nasional.
"Setelah tahun lalu secara teknis telah memenuhi persyaratan untuk diajukan menjadi pahlawan nasional, pada pengajuan kembali tahun ini saya kira Ratu Kalinyamat layak secara definitif mendapatkan gelar pahlawan nasional," kata Lestari dalam keterangannya, Senin (10/7/2023).
Lebih lanjut, Lestari menjelaskan tahun ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merekomendasikan kembali Ratu Kalinyamat ke pemerintah pusat untuk mendapat gelar pahlawan nasional melalui Surat Gubernur Nomor 464/0005349 tertanggal 30 Maret 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita yang akrab disapa Rerie ini mengungkapkan upaya pengajuan Ratu Kalinyamat merupakan tindak lanjut atas saran dari Kementerian Sosial kepada Gubernur Jawa Tengah melalui surat No. 157.4/5/PB.06.02/1/2023 tertanggal 31 Januari 2023.
Pada surat tersebut, disebutkan proses pembahasan Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) dapat dilakukan beberapa kali hingga keputusan final.
Di samping itu, Seminar Nasional 'Dharma Samudera Pejuang Wanita, Negara Poros Maritim Dunia' yang digelar Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada 17 Januari 2023 juga mengungkapkan bahwa pengajuan tahun lalu, Ratu Kalinyamat sudah memenuhi persyaratan sebagai pahlawan nasional. Meski demikian, pemerintah belum menganugerahi ratu dari Jepara itu sebagai pahlawan nasional.
Lestari mengungkapkan pemberian anugerah pahlawan nasional ke Ratu Kalinyamat pada tahun ini merupakan langkah tepat. Pasalnya, nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat menginspirasi setiap anak bangsa dalam menjawab tantangan bangsa di masa kini. Terlebih saat ini, Indonesia masih menghadapi berbagai masalah dalam penerapan kesetaraan gender di sejumlah sektor.
Padahal, kata Lestari, pada masanya, Ratu Kalinyamat merupakan pemimpin yang berkuasa dan memimpin perang mengusir bangsa Portugis dari Nusantara pada abad ke-16. Jadi, pada masa tersebut, posisi perempuan sudah sejajar dengan pria.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem ini pun menegaskan bila saat ini masyarakat dan kaum perempuan masih ragu untuk memimpin dan berkontribusi lebih luas, sepak terjang Ratu Kalinyamat pada abad ke-16 di Nusantara bisa menjadi inspirasi. Dengan demikian, perempuan Indonesia bisa segera bangkit untuk menjadi pengambil keputusan di negeri ini.
Di masa pemerintah Ratu Kalinyamat, Lestari menjelaskan konsep poros maritim sudah diterapkan dengan membangun industri maritim dan menggalang aliansi dengan sejumlah kerajaan di Nusantara. Hal ini dilakukan guna menjaga rantai pasokan bahan pangan dan keamanan wilayah Nusantara terjaga dengan baik.
Saat ini, kata Lestari, Negara Kesatuan Republik Indonesia seharusnya mampu menerapkan program poros maritim dengan lebih baik, terlebih bila memiliki political will yang kuat.
"Selain itu, pilihan Ratu Kalinyamat untuk memberi perhatian lebih pada pembangunan sektor maritim di masa itu, juga bisa menjadi pelajaran bagi pemerintahan di masa kini," paparnya.
Lestari menyampaikan dengan komposisi lautan yang lebih besar dari daratan, pemerintah perlu mendorong pembangunan sektor maritim di Indonesia yang mampu memperkuat sektor ekonomi dan pertahanan nasional.
"Banyaknya pelajaran dari nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat yang bisa menginspirasi gerak langkah generasi penerus bangsa Indonesia saat ini, membuat ratu dari Jepara, Jawa Tengah itu layak menyandang gelar pahlawan Nasional," pungkasnya.
Lihat juga Video 'Dukungan Syarikat Islam Agar Inggit Garnasih Disetujui Jadi Pahlawan Nasional: