Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN atau ASEAN Ministerial Meeting (AMM) di Jakarta akan diikuti oleh 29 negara. Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro memastikan junta Myanmar tidak diundang dalam pertemuan ini.
"Undangan untuk Myanmar disampaikan kepada non-political representation," kata Sidharto dalam press briefing di Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2023).
Dalam pertemuan Menlu ASEAN dan negara sahabat, persoalan Myanmar juga akan dibahas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, AMM akan digelar di Jakarta pada 11-14 Juli pekan depan. Ada menlu dari 29 negara yang hadir, seperti Menlu Rusia hingga Menlu China.
Selain soal Myanmar, pertemuan itu akan membahas soal Zona Bebas Nuklir ASEAN hingga Laut China Selatan.
"Pertama, memperkuat penegakan prinsip-prinsip di ASEAN Charter dan berbagai tata perilaku seperti TAC (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia), SEANWFZ (Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone), maupun AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific) guna terciptanya perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran kawasan," kata Menlu Retno LP Marsudi dalam press briefing di Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2023).
Kedua, penguatan Confidence Building Measures/CBM dan preventive diplomacy. Retno mengatakan, dalam pertemuan ini, dia akan mendorong agar mekanisme China, Jepang, dan Korea dapat direvitalisasi kembali. Sebab, mekanisme ini penting bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan.
"Ketiga, mendorong Nuclear Weapon States (NWS) untuk aksesi Protokol Traktat SEANWFZ (Zona Bebas Senjata Nuklir)," ujarnya.
Kemudian, penyelesaian guidelines untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conducts di Laut Cina Selatan juga akan dibahas. Selain itu, pembentukan ASEAN Maritim Outlook juga akan diselesaikan dalam pertemuan ini.
Simak juga 'Krusialnya Isu Myanmar yang Jadi Perhatian Jokowi di KTT ASEAN':