Wapres Minta Hindari Pernikahan Dini, Berisiko Hasilkan Anak Stunting

Wapres Minta Hindari Pernikahan Dini, Berisiko Hasilkan Anak Stunting

Mulia Budi - detikNews
Kamis, 06 Jul 2023 18:17 WIB
Wapres RI Maruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin (dok. istimewa).
Jakarta -

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti soal fenomena pernikahan anak. Pernikahan anak memang tak dilarang, tapi akan menimbulkan efek negatif seperti bayi yang dilahirkan alami stunting.

Ma'ruf mewanti-wanti kepada orang tua untuk mengawasi remajanya untuk berperilaku hidup dan pergaulan sehat. Ma'ruf pun menyebut angka pernikahan anak masih tinggi.

"Bagi keluarga yang memiliki anak remaja, agar dipastikan remaja kita mempunyai perilaku hidup dan pergaulan yang sehat. Patut menjadi keprihatinan kita bersama, masih relatif tingginya angka pernikahan anak," kata Ma'ruf di acara Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 (Harganas) di Halaman Kantor Bupati Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi Ma'ruf pernikahan anak perlu dihindari karena memiliki efek negatif. Meskipun, pernikahan anak tak dilarang secara agama.

"Pernikahan anak mesti kita hindari karena lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, termasuk berisiko lebih tinggi menghasilkan anak stunting," katanya.

ADVERTISEMENT

"Memang secara agama tidak dilarang, tetapi perkawinan dini di bawah umur itu membawa kemudaratan, yaitu berbagai macam bahaya termasuk stunting. Setiap sesuatu yang membawa bahaya itu dilarang agama," ujarnya.

Selain itu, Ma'ruf Amin pun meminta agar keluarga memanfaatkan layanan Posyandu dan Puskesmas. Sehingga bisa mencegah melahirkan anak stunting.

"Saya juga meminta keluarga untuk memanfaatkan layanan di Posyandu dan Puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil, serta pertumbuhan dan perkembangan anak," katanya.

Menurut Ma'ruf konsekuensi stunting tak hanya soal tinggi badan melainkan kualitas hidup yang buruk. Dia menyebutkan 6,3 juta balita Indonesia mengalami stunting pada 2020.

"Menurut statistik PBB, pada tahun 2020, 22% balita di seluruh dunia mengalami stunting. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 149 juta balita. Dari jumlah tersebut, sekitar 6,3 juta balita stunting pada 2020 adalah balita Indonesia. Kita memahami konsekuensi dari stunting bukan semata persoalan tinggi badan, namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah dalam persaingan," ujarnya.

Simak Video 'Jokowi Temukan Anggaran Stunting Dipakai Untuk Perjalanan Dinas':

[Gambas:Video 20detik]



(aik/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads