Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesehatan Kerluarga (TP-PKK) Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi diganjar penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) oleh BKKBN RI. Penghargaan diberikan berkat terobosan dan inovasi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang berhasil menurunkan angka stunting dan kemiskinan di kotanya.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo dalam rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023, di Sumatera Selatan, Selasa (4/7) malam. Penghargaan tertinggi ini diberikan atas prestasi dan komitmen Pemkot Surabaya dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya.
Seusai menerima penghargaan itu, Eri mengemukakan bahwa penghargaan yang diterimanya bersama Ketua TP-PKK itu karena Kota Surabaya dinilai berhasil menjaga dan terus meningkatkan ketahanan keluarga. Mulai dari angka stunting dan kemiskinan yang terus menurun, serta pendampingan kepada keluarga yang terus dilakukan. Untuk itu, terang Eri, penghargaan ini ia dedikasikan kepada seluruh camat, lurah, RW, RT, LPMK, PKK, Kader Surabaya Hebat (KSH), tim pendamping keluarga, dan semua pihak yang telah membantu menurunkan angka stunting dan angka kemiskinan di Kota Surabaya.
Baca juga: Menelusuri Jejak Kampung Tertua di Surabaya |
"Ini sebenarnya penghargaan untuk mereka semuanya. Keberhasilan ini tidak bisa dilakukan oleh Pemkot Surabaya sendiri, tapi dilakukan oleh mereka semuanya. Ini juga menunjukkan bahwa kekuatan Surabaya dengan kekuatan guyub rukunnya, tidak ada yang terbaik di antara kita, tidak ada yang paling hebat di antara kita, tidak menggunakan kesombongannya, makanya kita berhasil mendapatkan penghargaan ini. Jadi, penghargaan ini untuk semua warga Kota Surabaya," kata Eri dalam keterangan tertulis, Kamis (6/7/2023).
Ia mengakui bahwa selama ini ia bersama jajaran Pemkot Surabaya dan TP PKK Surabaya terus berusaha merubah mindset atau cara berpikir warga Surabaya. Ia juga menyampaikan rasa syukurnya karena pembangunan SDM yang dilakukan sudah terlihat keberhasilannya dengan adanya guyub antarwarga Surabaya.
"Saya selalu katakan bahwa Surabaya bisa menurunkan angka stunting dan menurunkan angka kemiskinan bukan karena walikotanya, bukan karena pemerintahannya, tetapi karena warganya yang guyub rukun dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya," tegasnya.
Dengan adanya sinergi dan kolaborasi dari semua pihak ditambah dengan adanya Kampung Madani dan Kampung Pancasila yang mulai diterapkan di Surabaya, ia sangat yakin persoalan stunting, gizi buruk, kemiskinan, angka kematian ibu dan anak, serta semua masalah di Kota Surabaya akan cepat terselesaikan.
"Sekali lagi, kekuatan kita ada di masyarakat, terbukti dengan kita bisa merebut kemerdekaan dan berhasil bertempur dalam 10 November. Jadi, kekuatan kita adalah kekuatan masyarakat," ujarnya.
Meskipun sudah berhasil meraih penghargaan dan kinerjanya diakui di tingkat nasional, namun Eri tidak merasa puas. Ia mengaku sudah menyiapkan berbagai terobosan ke depannya untuk terus menjaga dan menguatkan ketahanan keluarga di Surabaya. Salah satunya nanti di semua Balai RW Surabaya, akan ada Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang akan melakukan parenting kepada setiap keluarga di wilayahnya masing-masing.
"Nanti kita akan undang keluarga-keluarga itu dan akan kita bedakan bagaimana cara mendidik anak SD, SMP, dan SMP. Bagaimanapun juga, ketahanan keluarga itu sangat penting. Di Surabaya, ketahanan keluarga itu menjadi ujung tombak keberhasilan kesejahteraan warga Surabaya," jelas Eri.
Sementara itu, Rini juga mendedikasikan penghargaan yang diraihnya untuk Ketua TP PKK Kecamatan, Ketua TP PKK Kelurahan, Lader PKK, serta Kader Surabaya Hebat yang telah bersinergi sangat luar biasa ketika turun ke lapangan.
"Jadi, keikhlasan kita sudah membuahkan hasil yang tidak kita sangka-sangka. Memang tujuan kita bukan untuk mendapatkan penghargaan, tapi ini adalah bentuk apresiasi yang kita terima atas apa yang sudah kita lakukan bersama-sama," kata Rini.
Menurut Rini, tidak mudah untuk sampai di titik ini hingga mendapatkan penghargaan dari BKKBN. Butuh perjuangan yang luar biasa dalam melakukan pendampingan di tengah kondisi Surabaya yang sangat beraneka ragam. Pendampingan secara door to door dan konsisten terus dilakukan oleh ibu-ibu PKK di Kota Surabaya.
"Nah, di sinilah kekuatan ibu-ibu PKK untuk terus konsisten mengajak warga supaya ikut KB dan menjaga anak-anaknya," katanya.
Ke depan, Rini menyampaikan akan terus konsisten melakukan berbagai program yang telah dirancang oleh Pemkot Surabaya. Apalagi saat ini empati dan guyub rukunnya warga sudah mulai terbentuk, sehingga ia akan berkomitmen bersama ibu-ibu PKK utuk terus bergerak bersama mendampingi keluarga-keluarga yang ada di Surabaya.
"Kami yakin akan terus bisa menurunkan angka stunting, menurunkan angka kematian ibu dan anak di Surabaya," pungkasnya.
Sebagai informasi, data prevalensi stunting di Kota Surabaya pada tahun 2021 tercatat mencapai 28,9% (6.722 balita) dan menurun signifikan di akhir 2022 menjadi 4,8% (923 balita). Selanjutnya di tahun 2023, per 30 Juni 2023, tercatat hanya tersisa 651 balita, termasuk balita yang mengalami penyakit yang sulit disembuhkan.
Sedangkan angka kemiskinan di Surabaya, pada awal tahun 2022 mencapai 1,3 juta jiwa. Sementara hingga akhir Desember 2022, jumlah warga miskin turun menjadi 219.427 jiwa atau 75.069 KK.(ADV)
(prf/ega)