Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengatakan Polri layak mendapatkan kepercayaan publik yang meningkat seiring waktu. IMM menilai Polri semakin humanis.
"Setiap tahun melihat kinerja Pak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo), bahasa yang tepat itu bukan lagi apresiasi, tetapi memang ini sangat layak ya diterima penobatan kepercayaan terhadap kinerja polisi hari ini, dengan sisi-sisi humanisme yang ditonjolkan," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan IMM, Abdul Musawir Yahya, kepada wartawan pada Senin (3/7/2023).
Musawir berpendapat Polri cepat tanggap terhadap masalah-masalah kemanusiaan. Dia bahkan berharap dan optimis kepercayaan publik ke Polri akan naik menjadi 80 hingga 90 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apapun yang berkenaan dengan kemanusiaan, Polri itu cepat tanggap. Meskipun kita memang berharap 80 sampai 90 persen kepercayaan publik, itu sudah cukup bagus. Saya optimis," ucap dia.
Musawir menuturkan meski demikian Polri memang masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu dia berharap kekurangan yang ada saat ini diperhatikan untuk terus menerus dievaluasi.
"Artinya bahwa memang ada sisi-sisi yang perlu diperhatikan. PR-nya masih panjang," ujar Musawir.
Dia berpendapat kepercayaan publik mencapai 76,4 persen, versi lembaga survei Indikator Politik Indonesia, merupakan angka yang tinggi. Dan dengan gerakan humanis yang menurutnya digelorakan Sigit saat ini, Musawir yakin kepercayaan publik pada Korps Bhayangkara bisa menyentuh 90 persen.
"Karena 76,4 persen itu sangat tinggi, tapi dengan gerakan yang dibangun Pak Kapolri sekarang, itu saya yakin bisa mencapai 80-90 persen, asalkan kasus-kasus yang diharapkan tuntas oleh masyarakat, itu bisa terselesaikan dengan baik," jelas dia.
"Terbukti beliau sangat cepat tanggap dalam mengurusi konflik lahan yang marak terjadi akhir-akhir ini. Sangat, sangat, sangat tanggap. dan kepeduliannya kepada masyarakat dengan kepemimpinan beliau ini luar biasa," imbuh Musawir.
Dia lalu berharap Polri semakin meningkatkan kemitraan dengan masyarakat serta para tokoh. Dia juga berharap Polri memperbanyak program yang menyentuh sisi kemanusiaan.
"Yang harus ditingkatkan lagi adalah bagaimana hubungan dengan masyarakat itu cukup bagus. Tokoh-tokoh masyarakat itu lebih dieratkan lagi hubungannya, tambah lagi dengan program-program seperti Polisi RW itu luar biasa. Bagaimana penanganannya, bantuannya Polri terhadap stunting di Indonesia itu luar biasa juga," ungkap Musawir.
Dia berpendapat di era saat ini Polri tak hanya berfungsi sebagai alat penegak hukum. Tetapi, sambungnya, juga sebagai pencegah pelanggaran hukum.
"Jadi polisi tidak hanya berfungsi sebagai menangani kasus belaka saja, menangkap, menangkap, menangkap. Tapi bertranformasi pada pencegahan," pungkas Musawir.
Indikator Politik Indonesia sebelumnya merilis survei tingkat kepercayaan terhadap lembaga penegak hukum. Hasilnya, tingkat kepercayaan publik ke Polri meningkat menjadi 76,4%.
Survei ini digelar pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Peneliti utama Indikator Burhanuddin Muhtadi mengungkap tren kepercayaan terhadap Polri meningkat. Burhanuddin menyebut kurang dari setahun Polri berhasil memulihkan citranya.
"Kepolisian juga mulai pulih, jadi yang percaya terhadap polisi di bulan Juni 2023 itu sudah mencapai 76,4% yang mengatakan sangat percaya 10,8% kita gabung dengan mengatakan cukup percaya," kata Burhanuddin saat konferensi pers virtual, Minggu (2/7).
(aud/fjp)