Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyerahkan bantuan 51 kapal kepada para nelayan di Bangka Belitung (Babel). Risma meminta agar bantuan kapal ini digunakan sebaik-baiknya.
Pesan itu disampaikan Risma saat menghadiri seremoni penyerahan kapal di Kampung Natak, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung, Selasa (4/7/2023). Di hadapan para nelayan penerima bantuan, Risma mewanti-wanti jangan sampai kapal pemberiannya malah dijual.
"Berikutnya saya sampaikan, saya mohon sengaja mau bicara sama para nelayan. Bapak-bapak, yang bisa merubah nasib seseorang itu adalah kita sendiri, bukan orang lain. Karena itu disampaikan, jangan terpaksa apa pun, jangan kita sampai kemudian alat untuk usaha bisa bapak itu jual," kata Risma di lokasi, Selasa (4/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Wali Kota Surabaya itu menyampaikan, bantuan kapal tersebut mesti digunakan sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk menangkap ikan. Risma juga memastikan bakal melakukan pengecekan di lapangan untuk memastikan bantuan digunakan sesuai dengan peruntukan.
"Kenapa? karena dengan alat itulah sebetulnya kita bisa lebih sejahtera. Saya nanti akan cek," ucapnya.
Ke depannya, Risma juga berjanji akan melengkapi fasilitas kapal dengan teknologi pengundang ikan yang tengah dikembangkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Telkom.
Risma meyakini keberadaan alat pengundang ikan dapat membantu kerja nelayan sekaligus menghemat bahan bakar. Namun, hingga alat tersebut berhasil diciptakan, Risma meminta para nelayan menjaga kapal dengan baik.
"Jadi tujuannya apa? Untuk menghemat BBM. Kalau bisa menghemat BBM, karena ikan akan datang. Jadi bukan Bapak cari ikannya, tapi ikan itu akan datang. Itu bisa dibuktikan. Nanti kami akan bantu alat itu juga. Tapi tolong dipelihara kapalnya. Kemarin kan kita buat kapal bersama sama. Artinya, kalau kapal itu rusak kita bisa perbaiki," terangnya.
Diketahui, total anggaran yang digelontorkan untuk penyediaan kapal berjenis fiber itu senilai Rp 13,23 miliar. Semua kapal dibuat di wilayah tempat nelayan berada. Rinciannya, 15 kapal dibuat di Sungai Liat, 10 unit di Belinyu, dan 26 unit di Toboali Bangka Selatan. Dengan mesin berkapasitas 30 HP, kapal dapat dipacu dengan kecepatan maksimal 8 knot. Kapal ini bisa menampung ikan maksimal 2 ton.
Simak juga 'Saat Mensos Ajak Milenial Jadi Pengusaha: Setiap Orang Bisa, Asal Mau':