Istri Tukang Sate di Bekasi Bilang Suami Sakit, Padahal Dibunuh Anak

Istri Tukang Sate di Bekasi Bilang Suami Sakit, Padahal Dibunuh Anak

Anggi Muliawati - detikNews
Sabtu, 01 Jul 2023 15:09 WIB
Warung sat Mas Wid TKP ayah dibunuh anak di Bekasi
Warung sate 'Mas Wid' TKP ayah dibunuh anak di Bekasi (Anggi Muliawati/detikcom)
Bekasi -

Warga sekitar, Haris (50), menceritakan detik-detik setelah Dimas Rismawan alias Wawan membunuh ayahnya, Widodo Cahya Putra (43), di Medan Satria, Bekasi, Jawa Barat. Haris mengatakan saat itu, istri korban, IN, sempat memanggil kerabatnya.

"Jam 11-an (kerabatnya datang), saya jam 10 di sini, duduk aja di sini, nggak tahu ada apa-apa, nggak tahu persis kejadiannya," ujar Haris saat ditemui, Sabtu (1/7/2023).

Haris adalah pedagang cincau keliling. Sehari-hari ia berjualan di depan toko jahit, tepatnya di samping lokasi kejadian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haris mengatakan, ketika itu, IN menelepon kerabatnya dan menyampaikan Widodo sakit. Lalu IN pun meminta kerabatnya melihat kondisi suaminya itu. Tak lama, kerabat korban tiba di lokasi bersama dengan istrinya.

"Bilang ke saudaranya sakit. Tahu-tahunya pas ke sini, itu sudah meninggal, cuma dilihat doang, 'tolong, masih ada nggak nyawanya?'," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ketika kerabat korban datang, Haris melihat IN tidak banyak bicara. Hanya, kata Haris, raut wajah IN terlihat sedih.

"Diam aja (istrinya), nggak ngomong, nggak apa, cuma matanya memang agak sedih kelihatannya," ucap dia.

Haris, yang tiba di lokasi jualan pukul 10.00 WIB, mengaku tidak mendengar suara apa pun dari dalam TKP. Sebab, kata dia, saat itu rumah sekaligus warung korban masih ditutup.

"Nggak denger. Sama saja sepi kayak gini, nggak ada suara apa. Masih ditutup (warungnya), cuma nggak digembok aja kayak gini," paparnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....

Simak juga Video: Fakta-fakta Aksi Biadab Rudy Bunuh 7 Bayi Hasil Inses dengan Anaknya

[Gambas:Video 20detik]



Kemudian, kata Haris, istri dari kerabat korban keluar rumah dengan keadaan menangis. Haris lantas menanyakan alasannya menangis.

Lalu, Haris pun sempat melihat ke dalam. Saat itu, tubuh korban sudah kaku dan darah yang berlumuran pun sudah mengering.

"Iya, suami istri, istrinya nangis, nggak begitu lama nyamperin ke saya. Saya pas ke sini saja darahnya udah kering. Saya lihat darah udah kering," katanya.

"Emang udah kaku (badannya). Saya lihat jam setengah 12. Udah meninggal, darahnya aja udah kering, berarti udah lama, berlumuran (darahnya)," imbuh Haris.

Haris menyebut setelah itu, kerabat korban pun menelepon ketua RT setempat. Setelah tiba, ketua RT pun melapor ke polisi.

"Setelah Pak RT datang, laporan ke polisi. Udah, di situ mulai ramai, pada berdatangan," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads