Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk situasi HAM di Myanmar, Tom Andrews, mendesak ASEAN mengambil langkah nyata menyelesaikan krisis di Myanmar. Dia mengatakan Indonesia harus berperan sebagai Ketua ASEAN 2023.
"Sudah saatnya kita mempertimbangkan pilihan-pilihan alternatif untuk memecahkan kebuntuan yang tak kunjung usai ini. Saya mendesak ASEAN untuk mengambil langkah-langkah guna meminta pertanggungjawaban junta militer atas pelanggaran HAM dan pengabaian terhadap Lima Poin Konsensus," kata Andrews pada wartawan di kantor PBB, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023).
Andrews mengatakan lebih dari 1,5 juta orang telah mengungsi akibat kondisi di Myanmar. Dia mengatakan Myanmar sedang berada di dalam kegelapan sejak junta berkuasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih dari 3.000 warga sipil telah dibunuh oleh militer Myanmar. Lalu 19 ribu tahanan politik berada di balik jeruji besi; Lebih dari 58 ribu rumah, sekolah, dan klinik telah dibakar habis. Lebih dari 1,5 juta orang telah mengungsi dari rumah mereka, dengan ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi dengan melintasi perbatasan internasional," ujarnya.
Andrews mengatakan ASEAN telah memiliki Konsensus Lima Poin terkait situasi di Myanmar. Dia juga menilai Indonesia bisa mengambil langkah di luar mekanisme ASEAN untuk membantu mengakhiri krisis di Myanmar.
"Poin pertamanya adalah penghentian kekerasan di Myanmar dengan segera. Dalam pidatonya di akhir pertemuan, Presiden Jokowi menggambarkan situasi di Myanmar sebagai 'situasi yang tidak dapat diterima' dan menyerukan kepada militer untuk mengakhiri penggunaan kekerasan, membebaskan tahanan politik, dan memulihkan demokrasi," ujarnya.
"Bahkan jika ASEAN tetap menemui jalan buntu, Indonesia harus bekerja sama dengan negara-negara anggota untuk mengisolasi junta dan menekan kapasitas junta untuk menyerang rakyat Myanmar," sambung Andrews.
Andrews menyinggung bantuan kemanusiaan dari negara-negara ASEAN untuk Myanmar. Bantuan yang disalurkan itu, katanya, dikirim melalui Junta sehingga tidak sampai kepada yang membutuhkan.
"ASEAN terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar melalui Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Penanggulangan Bencana (atau AHA Centre), yang menyalurkan bantuan melalui Junta. Saya menyampaikan keprihatinan saya kepada para pejabat Indonesia dan ASEAN bahwa Junta mempersenjatai pengiriman bantuan," ucapnya.
Dia mendesak negara-negara ASEAN bekerja sama dengan organisasi lokal di Myanmar. Menurutnya, hal itu penting agar bantuan bisa sampai ke yang membutuhkan.
"Saya mendesak Indonesia, dalam kapasitasnya sebagai Ketua ASEAN, untuk mempertimbangkan semua opsi yang tersedia guna menyalurkan bantuan kepada pihak yang paling membutuhkan, termasuk para pengungsi internal dan penduduk di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh pihak oposisi. Dengan bekerja sama dengan organisasi lokal dan jaringan masyarakat sipil, bantuan dapat diberikan secara langsung kepada komunitas-komunitas ini," ujarnya.
Andrews mengapresiasi peran dan dukungan Indonesia terhadap rakyat Myanmar. Dia mengaku percaya Indonesia berada di posisi yang tepat untuk memainkan peran penting menuntaskan krisis di Myanmar.
"Saya percaya Indonesia punya posisi yang tepat untuk memainkan peran penting dalam upaya penyelesaian krisis ini," ujarnya.