Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengaku kecurian saat nonton Timnas Indonesia vs Argentina di Gelora Bung Karno (GBK) kemarin. Dia kehilangan satu telepon seluler (HP) yang ditaruh di dalam tas ranselnya.
Jansen menceritakan hal itu di akun Instagramnya. Meski begitu, Jansen mengaku peristiwa itu terjadi karena dirinya yang tidak berhati-hati menjaga barang di tengah keramaian.
"Ternyata di GBK semalam masih ada maling. Walau atas kejadian ini ada juga sisi salahnya dalam diri saya karena kurang hati-hati dan mawas," tulis Jansen di akun Instagramnya seperti dilihat detikcom, Selasa (20/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jansen mengaku tidak bermaksud menyalahkan siapa pun atas kejadian ini. Jansen menekankan dirinyalah yang tidak berhati-hati.
"Twit ini tidak ingin menyalahkan siapa pun, apalagi pengelola GBK, karena mereka tidak punya salah sama sekali dalam kejadian ini. Namun jika GBK punya CCTV khususnya di depan Gate 6 pintu keluar VIP akan sangat membantu saya untuk melihat pelakunya. Karena kejadian kehilangan ini pas bubaran mau pulang. Karena di dalam stadion HP ini masih saya pakai. Jadi belum hilang," ujarnya.
"Jadi sekali lagi, twit ini tidak ingin menyalahkan siapa pun hanya untuk mengingatkan kita semua agar tidak mengulangi ketidakhati-hatian saya ketika menonton bola dan/atau di keramaian," lanjutnya.
Jansen lantas membeberkan kronologi kejadian itu. Dia mengaku HP yang dicuri itu bukan HP utama, sehingga ditaruh di dalam tas ransel yang dia rangkul di belakang. Namun ternyata tas itu sudah dalam kondisi terbuka saat dia melihatnya.
"Saya punya HP Samsung Note yang biasa saya pakai untuk melakukan Zoom mendesak ketika di jalan (jadi ini bukan HP utama saya), yang saya taruh di dalam tas ransel hitam seperti dalam gambar. Ternyata di tengah dempet-dempetan dan keramaian GBK semalam, ritsleting tas saya dibuka dari belakang - tanpa saya sadari - dan HP di dalamnya diambil," ujarnya.
Jansen menyadari tasnya terbuka saat perjalanan pulang ketika dia ingin mengambil uang untuk membeli minum. Dia menyadari hal itu menjadi kesalahannya juga karena tas ranselnya tidak ditaruh di bagian depan di tengah keramaian.
"Saya baru menyadarinya, ketika perjalanan pulang saya haus, mau beli air mineral, dan mau ambil uang di tas untuk bayar. Ternyata ritsletingnya sudah terbuka dan HP nya sudah hilang. Kesalahan saya adalah: tas ransel ini saya hadapkan ke belakang. Sehingga tidak bisa saya kontrol dan lihat ketika dibuka. Termasuk ketika HP-nya diambil," ujarnya.
"Harusnya jika di keramaian, walau ransel itu bersleting (beda hal jika digembok mungkin hehe) harusnya tetap kita hadapkan ke depan. Biar bisa kita awasi," lanjut Jansen.
Jansen lantas mengaku pasrah atas kejadian ini. Dia mengaku ikhlas, namun masih memberi kesempatan jika pelaku ingin mengembalikan HP ke dirinya. Dia akan memberikan imbalan jika HP itu dikembalikan dan berjanji tak akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
"Untuk orang yang mengambil HP saya ini, nikmatilah barang itu kawan, semoga menjadi berkah untuk kamu. Saya sudah rela. Namun jika kamu ingin mengembalikan HP itu tolong hubungi saya di seluruh medsos yang saya punya. DM saya. Akan saya ganti seharga HP itu jika kamu butuh uang," ujarnya.
"Termasuk kepada konter penjual HP yang menerima HP saya ini, saya siap menebusnya seharga yang kalian beli dari pencurinya. Tolong hubungi saya," lanjutnya. Dengan ini saya juga memberi 'consent', persetujuan, jika dikembalikan, walau dia pelakunya atau konter pembelinya, tidak akan ada persoalan hukum. Seluruh hak terkait hukum kita gugurkan," imbuhnya.
(eva/gbr)