Pemkot Klaim Pasang Bronjong Usai Kali Hek Meluap, Begini Kondisinya

detikcom Do Your Magic

Pemkot Klaim Pasang Bronjong Usai Kali Hek Meluap, Begini Kondisinya

Fathia Nabila Qonita - detikNews
Selasa, 20 Jun 2023 10:54 WIB
Pemkot Jaktim mengklaim memasang bronjong untuk penanganan sementara usai Kali Baru di HEK Kramat Jati meluap kemarin. Namun, bronjong tersebut belum terlihat. (Fathia/detikcom)
Pemkot Jaktim mengklaim memasang bronjong untuk penanganan sementara setelah Kali Baru di Hek, Kramat Jati, meluap kemarin. Namun bronjong tersebut belum terlihat. (Fathia/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) mengklaim memasang bronjong untuk penanganan sementara setelah Kali Baru di Hek, Kramat Jati, meluap kemarin. Namun bronjong tersebut belum terlihat.

Pantauan detikcom, Selasa (20/6/2023), tidak terlihat bronjong atau keranjang dari kawat untuk membungkus batu kali. Bronjong biasanya digunakan juga untuk meninggikan turap atau dinding beton sungai.

Dengan bertambahnya tinggi turap, diharapkan volume air tidak meluap atau luber keluar dari badan kali. Selain bronjong, karung berisi pasir juga dipakai untuk meninggikan turap sungai untuk mengantisipasi volume air meluap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom sempat menyusuri tepi Kali Baru sekitar 500 meter. Namun tidak terlihat ada bronjong ataupun karung pasir baru yang dipasang.

Di lokasi hanya terlihat ada bronjong dan karung pasir lama yang sudah tidak terlalu tertata karena diduga terdorong arus saat Kali Baru meluap.

ADVERTISEMENT
Pemkot Jaktim mengklaim memasang bronjong untuk penanganan sementara usai Kali Baru di HEK Kramat Jati meluap kemarin. Namun, bronjong tersebut belum terlihat. (Fathia/detikcom)Pemkot Jaktim mengklaim memasang bronjong untuk penanganan sementara setelah Kali Baru di Hek, Kramat Jati, meluap kemarin. Namun bronjong tersebut belum terlihat. (Fathia/detikcom)

Tampak ada sejumlah petugas UPK Badan Air yang sedang menyingkirkan sampah-sampah di Kali Baru Hek, Kramat Jati. Mereka mengangkut sampah-sampah mayoritas plastik yang tersangkut di penjebak sampah (trash trap).

Petugas UPK Badan Air di lokasi mengatakan bronjong baru memang belum dipasang.

"Nanti bulan Juli (dipasang), sudah direncanakan dari jauh hari, tapi baru akan dipasang Juli," kata petugas tersebut.

Dia mengatakan peristiwa Kali Baru Hek, Kramat Jati, meluap terjadi karena debit air yang besar dari arah hulu. Selain itu, air terhambat mengalir karena ada sampah-sampah yang menutupi aliran.

"Kemarin itu kiriman dari Depok. Depok kan curah hujannya tinggi, ditambah sampah-sampah yang ini nih. Jadi menghambat pintu air sana. Di area pasar itu kan ada jembatan tuh area rendah. Nah, di jembatan itu pada mampet," kata dia.

Bronjong Akan Dipasang

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengungkap keinginannya merelokasi warga yang menempati bantaran Kali Baru, kawasan Hek, Kramat Jati. Selain acap kali terdampak luapan air, kondisi di sekitar lokasi dinilai rawan longsor.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Sodetan Ciliwung, Kado Ulang Tahun Jakarta Ke-496':

[Gambas:Video 20detik]



"Kepengin saya direlokasi semua. Dikosongkan saja semua. Kepengin saya loh ya," kata Anwar saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (19/6).

Anwar bakal mendiskusikan rencana tersebut dengan Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta. Sebab, Dinas SDA rencananya bakal melakukan normalisasi kawasan tersebut.

Pemkot Jaktim mengklaim memasang bronjong untuk penanganan sementara usai Kali Baru di HEK Kramat Jati meluap kemarin. Namun, bronjong tersebut belum terlihat. (Fathia/detikcom)Sejumlah petugas UPK Badan Air mengangkut sampah Kali Baru Hek, Kramat Jati (Fathia/detikcom)

"Kita lihat nanti pembangunan seperti apa. Yang tahu teknisnya kan Dinas SDA. Saya hanya menunggu. Kapan mau sosialisasi, lalu dampak seperti apa. Atau relokasi juga atau gimana," terangnya.

Anwar juga menyebut kondisi bantaran kali juga rawan longsor. Karena itu, dia memandang sebaiknya bangunan di sekitar lokasi dikosongkan saja.

"Terutama yang sering runtuh dan sering longsor kan Simpang Dukuh, kan sering longsor. Sepertinya dikosongkan saja sebagian yang sering terjadi runtuh. Kedua, kita mau normalisasi kita mau keruk saja sungai tersebut tidak mungkin karena khawatir runtuh karena turap sudah tua semua sudah lama," ucapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads