Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengajak generasi muda untuk amalkan Pancasila. Sebab Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki peran penting sebagai sarana efektif dalam menangani permasalahan narkoba di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan olehnya dalam acara sosialisasi 4 pilar MPR RI yang bekerja sama dengan Gerakan Pemuda Jakarta Anti Narkoba (GPJAN) di Bogor, Jawa Barat, hari ini. Empat pilar MPR yang dimaksud adalah Pancasila, UUD NRI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Persoalan mengenai narkoba ini memang bukan hanya permasalahan Indonesia, tetapi dunia seperti terorisme juga. Hingga Ketua BNN Budi Waseso pernah menyebutnya sebagai Narkoterorisme," kata Hidayat Nur Wahid dalam keterangannya, Sabtu (10/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka dalam konteks Indonesia, sangat penting untuk mengatasinya dengan mengedepankan implementasi Pancasila secara konsekuen, baik dan benar, oleh semua kalangan, termasuk Generasi Muda Anti Narkoba, dikuatkan antara lain dengan menyegarkan pemahaman yang benar dan jujur terhadap Pancasila melalui Sosialisasi 4 Pilar MPR seperti sekarang ini," sambungnya.
Ia menyampaikan pentingnya peran Pancasila dalam menangani persoalan anak muda, termasuk yang terkait dengan narkoba. Bahkan itu sudah sejak lama dilakukan, misalnya di forum internasional, di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss pada 2019 lalu. Kala itu, ia hadir diundang sebagai anggota Dewan Tertinggi dari Muslim World League (MWL), sebuah organisasi Islam internasional yang berpusat di Mekah, Saudi Arabia.
"Pidato saya yang berbahasa Arab tersebut saya kaitkan dengan tema Pancasila sebagai sarana efektif menanggulangi masalah generasi muda mengatasi masalah narkoba, terorisme, dan lainnya. Alhamdulillah, pidato tersebut diterima dengan baik oleh para peserta dari berbagai negara lain, termasuk juga pimpinan Muslim World League," jelasnya.
Dalam konteks kekinian di Indonesia, HNW mengatakan persoalan narkoba masih terus menjadi teror bagi rakyat Indonesia, hingga disebut sebagai Narkoterorisme.
Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pelaku kejahatan narkoba dan kerugian ekonomi akibat narkoba semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Terkait dengan kerugian ekonomi dan keuangan. Pada 2015 lalu, menurut BNN, kerugian ekonomi keuangan akibat narkoba sebesar Rp 63 triliun. para pelaku kejahatan narkoba di kalangan generasi muda juga semakin meningkat.
"Kemudian menurut BNN, pada tahun 2021, bukannya turun, kerugian keuangan malah naik menjadi Rp 84 triliun pada 2023," ujarnya.
"Pada rentang waktu 2021 - 2022 terdapat kenaikan 11,1 persen atau sebanyak 851 kasus. Bahkan menurut BNN, pada tahun 2015 saja setiap hari ada 50 warga yang meninggal karena Narkoba. Benar2 jahat, layak disebut sebagai Narkoterorisme," sambungnya.
Ia mengatakan para pendiri bangsa juga telah mewarisi kita adanya ideologi yang kokoh dan kuat.
"Saya yakin, seperti sebagaimana saya sampaikan di kantor PBB, persoalan narkoba ini bisa kita atasi secara bersama-sama, salah satunya bila generasi muda, para pimpinan negara dan semua pihak di Indonesia memahami dan dengan serius melaksanakan Pancasila secara bersama-sama, karena setiap sila dari Pancasila benar2 menjadi benteng yang tangguh," ujarnya.
Baca Selanjutnya >>>