HNW Dukung Seruan Muhammadiyah-NU soal Kepemimpinan Moral di Pemilu 2024

HNW Dukung Seruan Muhammadiyah-NU soal Kepemimpinan Moral di Pemilu 2024

Yudistira Imandiar - detikNews
Minggu, 28 Mei 2023 09:59 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid
Foto: dok. MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mendukung langkah konstruktif Pimpinan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) soal kepemimpinan moral. HNW meminta semua pihak, bukan hanya Capres 2024, untuk mengikuti seruan tersebut terwujudnya kepemimpinan moral melalui Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

"Saya sangat mendukung sikap dari pimpinan pusat Muhammadiyah dan NU yang merupakan Ormas terbesar di Indonesia yang sudah lahir jauh sebelum Indonesia merdeka, maka bukan hanya capres, tapi semua pihak harusnya mengikuti dan menaati seruan penting tersebut," kata HNW dalam keterangannya, Minggu (28/5/2023).

Hal ini disampaikan HNW saat menyampaikan orasi pada pembukaan Musda ke IX Pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah di Setu Babakan, Jakarta Selatan, Sabtu (27/5) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun gagasan kepemimpinan moral itu tercetus saat Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir beserta jajaran pengurus pusat Muhammadiyah menyambangi kantor PBNU pada Kamis (25/5) yang lalu. HNW berharap seruan tersebut bisa dijalankan oleh capres dan cawapres, partai-partai yang mencalonkan presiden, serta masyarakat Indonesia.

"Agar partai hanya mencapres/cawapreskan tokoh yang trackrecord moralnya baik, dan rakyat sebagai pemilik kedaulatan bisa memberikan reward dengan memilih partai yang mengajukan capres dan caleg yang memiliki rekam jejak moral yang baik, rakyat juga memberikan punishment dengan tidak memilih partai, caleg, dan capres yang tidak memperdulikan seruan moral dari pimpinan Muhammadiyah dan NU tersebut," papar HNW.

ADVERTISEMENT

Ia menegaskan seruan kepemimpinan moral ini juga perlu diresapi oleh penyelenggara dan pengawas pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu.

"Agar sikap demokratis rakyat yang sudah memilih kepemimpinan yang bermoral, tetap bisa terjaga, agar mereka masih bisa percaya dengan demokrasi dan hasilnya, ketika prinsip moral kejujuran juga menjadi pegangan serius semua pihak, terutama penyelenggara pemilu (KPU) dan pengawas pemilu (Bawaslu)," lanjut HNW.

HNW menambahkan seruan kepemimpinan moral ini juga sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah, baik di tingkat pusat dan daerah. Apalagi, kata dia, sebagian besar kepala daerah menjelang pemilu 2024 adalah pelaksana tugas yang bukan dipilih oleh rakyat, sehingga perlu menunjukan netralitasnya.

"Hal ini juga perlu disampaikan kepada Polri dan TNI. Netralitas para pemimpin juga bagian dari pelaksanaan kepemimpinan yang bermoral dengan sendi keadilan sebagaimana yang diingkatkan oleh ormas NU dan Muhammadiyah," teganya.

Menurutnya, seruan pimpinan Muhammadiyah dan NU tersebut juga sejalan dengan TAP MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa yang masih berlaku hingga saat ini.

"Kepemimpinan moral dalam Pemilu juga dapat diwujudkan dengan diwujudkannya asas pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sebagaimana diatur Pasal 22E ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 benar-benar dilaksanakan," jelasnya.

"Oleh karena itu, maka sangat penting agar ide besar dari pimpinan Muhammadiyah dan NU yang sesuai dengan prinsip konstitusi, cita-cita reformasi dan ajaran agama itu juga bisa didengarkan dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan pemilu tahun 2024, bukan hanya oleh capres dan cawapres saja, agar efektif dan potensial hadirkan kepemimpinan nasional 2024 yang bermoral, baik di tingkat eksekutif maupun legislatif," ujar HNW.

(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads