Di Mesir, Mensos Bicara Sederet Upaya Penanganan Masalah Sosial RI

Di Mesir, Mensos Bicara Sederet Upaya Penanganan Masalah Sosial RI

Jihaan Khoirunnisa - detikNews
Kamis, 08 Jun 2023 16:56 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini menghadiri forum Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Kairo, Mesir.
Foto: Dok. Kemensos
Jakarta -

Menteri Sosial Tri Rismaharini menghadiri forum Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Kairo, Mesir. Pada pertemuan yang dihadiri delegasi dari 40 negara itu, dia memaparkan sederet langkah strategis dalam penanganan masalah sosial di Indonesia.

Dia mengatakan pemerintah melalui Kementerian Sosial tengah menyusun sistem perlindungan sosial dan kebijakan guna meningkatkan perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat. Selain itu juga mendorong pemberdayaan dan rehabilitasi sosial bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Untuk meningkatkan penanganan kemiskinan, kata dia, pemerintah memperbaiki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dengan pengambilan data lebih terperinci tentang profil Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hingga saat ini, setidaknya 100 juta penerima manfaat terdaftar dalam DTKS, dengan 1.040 juta penyandang disabilitas. DTKS menjadi acuan pelaksanaan program jaminan kesehatan gratis (PBI-JKN), membebaskan lebih dari 8.000 orang dari pasung," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (8/6/2023).

Dia menyebut DTKS juga menjadi penopang program perlindungan dan sistem jaminan sosial untuk keluarga miskin yakni Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako.

ADVERTISEMENT

"Tahun 2022, kami telah menjangkau hampir 10.000.000 KPM PKH dan 18.800.000 penerima manfaat Sembako," katanya.

Dia mengungkapkan pihaknya juga menggandeng pemerintah daerah dalam mendukung penyelenggaraan program perlindungan sosial selama pandemi. Selain itu juga bekerja sama dengan PT Pos Indonesia sebagai penyalur bantuan berupa BLT BBM dan BLT minyak goreng kepada masyarakat terdampak pandemi.

Di sisi lain, dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi kelompok miskin, Kemensos menyalurkan bantuan melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Program ini memberikan bantuan usaha dan peningkatan kapasitas kewirausahaan, khususnya bagi usaha mikro di 5 klaster yang mencakup kuliner, kerajinan tangan, barang dan jasa, pertanian, serta perkebunan.

"Tahun lalu, program ini mencapai dan meningkatkan taraf hidup 10.000 keluarga di seluruh Indonesia," tuturnya.

Untuk mendorong pendapat kelompok marjinal, lanjut dia, pemerintah telah membangun dua rumah susun 5 lantai dan akan memperbanyak sedikitnya 14 rusunawa di 8 lokasi di seluruh Indonesia.

"Lantai dasar di rusunawa ini diprioritaskan untuk lansia atau penyandang disabilitas. Untuk sewa 1 unitnya mulai dari Rp10.000 per bulan atau hanya sekitar $0,7 per bulan," katanya.

Pihaknya juga memberikan perhatian terhadap pemenuhan dan perlindungan hak penyandang disabilitas. Karenanya, Kemensos mendirikan galeri Sentra Kreasi Atensi (SKA) untuk meningkatkan kemandirian ekonomi mereka. Kehadiran galeri ini mampu menorehkan kisah sukses para penyandang disabilitas, di antaranya Café More Bandung, ARTNE Coffee di Tabanan Bali, Batik Ciprat, dan sebagainya.

Kemensos juga telah melakukan upaya guna meningkatkan aksesibilitas penyandang disabilitas. Salah satunya dengan membagikan tongkat penuntun adaptif dengan fitur-fitur inovatif seperti sensor panas, banjir atau air mengalir dan detektor bahan kimia berbahaya, dan GPS.

Di sisi lain, pemerintah juga melaksanakan operasi katarak besar-besaran dilakukan di seluruh negeri, termasuk kepada anak-anak.

"Sekali jalan, setidaknya 300 anak diperiksa, dan dirawat, dan bila memang dinyatakan katarak maka langsung dioperasi," katanya.

Dengan kampanye secara sistematis, kata dia, pemerintah mendorong meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak penyandang disabilitas. Termasuk dengan meluncurkan program 'Indonesia Mendengar, Indonesia Melihat, dan Indonesia Melangkah'.

Sebagai negara yang berada di sekitar mega-thrust dan ring of fire terbesar di dunia, pemerintah Indonesia memastikan terus meningkatkan ketahanan penyandang disabilitas dalam menghadapi ancaman bencana.

"Di daerah bencana, kami membangun pusat pengungsian besar-besaran untuk mendukung dan memastikan semua kelompok mendapatkan perlindungan," katanya.

Dia mengatakan Kemensos menyediakan buffer stock di lumbung sosial sebagai antisipasi dalam menghadapi kemungkinan bencana. Dia menyebut saat ini terdapat sekitar 484 titik logistik (lumbung sosial) yang tersebar di 544 kecamatan di 145 kabupaten/kota, 29 provinsi.

"Bantuan menjadi lebih dekat dan meningkatkan ketahanan masyarakat. Lumbung sosial diisi stok beras, makanan instan siap saji, kotak obat P3K, selimut, kasur, tenda, pakaian dewasa, popok bayi, generator listrik, dan perahu karet," tuturnya.

Kemensos juga menerjunkan 39.000 Taruna Siaga Bencana (TAGANA) termasuk difagana, dan pendamping sosial lainnya yang dilatih untuk dapat memberikan respons cepat.

"Kami juga punya Kampung Siaga Bencana tersebar di 936 lokasi di 34 provinsi," pungkasnya.

Lihat juga Video 'Tim Arkeolog Temukan Mumi Berusia 4300 Tahun di Mesir':

[Gambas:Video 20detik]



(akd/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads