Bamsoet menuturkan FSAB terdiri dari anak cucu anggota TNI maupun anak cucu berbagai gerakan seperti Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA), Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), maupun Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).
"FSAB telah menjadi landasan bagi Bangsa Indonesia bahwa konflik yang terjadi di masa lalu tidak boleh diwariskan ke generasi selanjutnya. Cukup dijadikan pelajaran penting agar tidak terulang di kemudian hari," ungkap Bamsoet dalam keterangannya, Rabu (76/2023).
"FSAB juga menunjukkan bahwa benih-benih konflik antar anak bangsa sebenarnya bisa diredam dan diselesaikan. Kuncinya, semua pihak mau bersikap terbuka dan membangun dialog untuk menciptakan saling kesepahaman," sambungnya.
Bamsoet mengajak FSAB tidak hanya menyetop konflik warisan masa lalu, tapi juga ikut membendung potensi konflik yang terjadi hari ini agar tidak membesar di esok hari. Khususnya mewaspadai terjadinya konflik akibat penyelenggaraan Pemilu 2024 dan Pilkada Serentak 2024.
"Sebagaimana diketahui, pada beberapa kali penyelenggaraan Pemilu, hampir selalu menyisakan residu persoalan di tengah-tengah masyarakat. Kontestasi Politik sering kali menyebabkan polarisasi rakyat pada kutub-kutub yang berseberangan, bahkan berpotensi memicu konflik horizontal. Karena itu, diperlukan sikap kedewasaan dan kebijaksanaan dari segenap kelompok masyarakat," pintanya.
Lebih lanjut, Bamsoet mengatakan negara menjamin kebebasan mengemukakan pendapat dalam konteks kehidupan demokrasi. Termasuk juga menentukan pilihan dan orientasi politik. Menurutnya, berbagai kelompok masyarakat memiliki peran penting dan krusial dalam menarasikan pentingnya menjaga nilai-nilai kebersamaan.
"FSAB bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam menjaga agar aktualisasi kehidupan berpolitik tidak bersinggungan dengan isu-isu sensitif yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, dan memicu konflik horizontal. Apalagi, menjadikannya sebagai alat pembenar," pungkas Bamsoet.
Sebagai informasi, FSAB berdiri sejak tahun 2003 dan memasuki usia ke-20 tahun. Peringatan ulang tahun FSAB akan diselenggarakan pada 14 Juni 2023 di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI).
Pada Rabu (7/6/2023), Bamsoet menerima kunjungan pengurus FSAB yang terdiri dari Ketua FSAB Suryo Susilo, Mayang Deborah (cucu Pahlawan Revolusi D.I. Pandjaitan), Bara Wiryawan (cucu Tokoh Sastrawan Pujangga Baru, Sanoesi Pane), dan Nina Pane (Novelis, penulis buku FSAB: The Children of War). (prf/ega)