Mengapa Soekarno Disebut Putra Sang Fajar? Ini Alasannya

Mengapa Soekarno Disebut Putra Sang Fajar? Ini Alasannya

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Selasa, 06 Jun 2023 14:35 WIB
Tanggal 6 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Soekarno, Putra Sang Fajar sekaligus Presiden pertama Indonesia. Lalu, mengapa Soekarno disebut Putra Sang Fajar?
Ir. Soekarno (Foto: Getty Images/Express)
Jakarta - Ir. Soekarno adalah Bapak Proklamator sekaligus Presiden Republik Indonesia yang pertama. Setiap tanggal 6 Juni, bangsa Indonesia memperingati hari lahir Soekarno atau yang dikenal dengan Bung Karno.

Soekarno juga memiliki julukan "Putra Sang Fajar". Lantas, mengapa Soekarno disebut "Putra Sang Fajar"? Simak asal-usul julukan tersebut berikut ini.

Mengapa Soekarno Disebut Putra Sang Fajar?

Dikutip dari situs Kemdikbud, Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Soekarno adalah putra dari pasangan Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung dan meraih gelar insinyur pada 25 Mei 1926.

Dalam buku biografi Bung Karno "Penjambung Lidah Rakjat Indonesia" oleh Cindy Adams, Soekarno lahir pada pukul setengah enam pagi di saat fajar mulai menyingsing, sesaat sebelum matahari terbit. Oleh karena itu, Soekarno diberi julukan "Putera Sang Fajar".

"Bersamaan dengan kelahiranku menyingsinglah fajar dari suatu hari yang baru dan menyingsing pulalah fajar dari satu abad yang baru. Karena aku dilahirkan di tahun 1901," dikutip detikcom, Selasa (6/6/2023).

Bahkan, julukan "Putera Sang Fajar" diberikan oleh sang ibunda kepada Soekarno. Alasannya karena Soekarno lahir saat matahari terbit.

"Kita orang Jawa mempunyai suatu kepercayaan, bahwa orang yang dilahirkan di saat matahari terbit, nasibnya telah ditakdirkan terlebih dulu. Jangan lupakan itu, jangan sekali‐kali kau lupakan, nak!, bahwa engkau ini putera dari sang fajar," demikian bunyi tulisan tersebut.

Tanggal 6 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Soekarno, Putra Sang Fajar sekaligus Presiden pertama Indonesia. Lalu, mengapa Soekarno disebut Putra Sang Fajar?Ir. Soekarno. (Foto: Istimewa)

Kiprah Soekarno di Bidang Politik

Soekarno merumuskan ajaran Marhaenisme serta mendirikan sebuah partai yang bernama PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927. Tujuannya untuk menuju Indonesia merdeka.

Kompeni atau penjajah Belanda yang tidak senang dengan pergerakan Soekarno mengambil tindakan agar pemerintahan Hindia-Belanda saat itu masih bisa berdiri kokoh di tanah jajahannya. Akibatnya, Belanda menjebloskan Soekarno ke penjara Sukamiskin di Bandung pada 29 Desember 1929.

Soekarno baru disidangkan usai mendekam di penjara selama delapan bulan. Dalam pidato pembelaannya yang berjudul "Indonesia Menggugat", beliau menggambarkan kondisi politik internasional dan keadaan rakyat Indonesia di bawah belenggu kolonialisme.

Pembelaannya itu membuat Belanda semakin marah sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan diasingkan ke Ende, Flores, pada tahun 1933.

Soekarno Bacakan Teks Proklamasi

Teks proklamasi dirumuskan oleh tiga tokoh nasional, yakni Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Naskah teks proklamasi asli ditulis tangan oleh Ir. Soekarno. Ketika telah disetujui, kemudian teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik.

Pembacaan teks proklamasi dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di serambi depan rumah Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Djakarta (sekarang Jalan Proklamasi Nomor 5, Jakarta Pusat). Teks proklamasi dibacakan oleh oleh Ir. Soekarno didampingi Mohammad Hatta.

Setelah pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, bendera pusaka merah putih dikibarkan untuk pertama kalinya yang disaksikan oleh masyarakat di Jakarta. Peristiwa penting itu menjadi penanda Kemerdekaan Indonesia.

Demikian ulasan singkat tentang mengapa Soekarno disebut "Putra Sang Fajar". Selamat Hari Lahir Soekarno! (kny/imk)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads