Dubes Ukraina soal Usul Prabowo: Tak Mungkin Adakan Referendum

Dubes Ukraina soal Usul Prabowo: Tak Mungkin Adakan Referendum

Danu Damarjati - detikNews
Senin, 05 Jun 2023 17:50 WIB
RUSYN, UKRAINE - APRIL 03: Family and friends mourn as Ukrainian soldier Dmitry Zhelisko is buried on April 03, 2022 in Rusyn, Ukraine. Zhelisko died fighting the Russian army near the town of Kharkiv. More than five weeks since the Russian invasion began, Ukraines military losses are still unclear, with the last official account coming on March 12, when the government acknowledged that 1,300 Ukrainian soldiers had been killed. (Photo by Joe Raedle/Getty Images)
Ilustrasi: Suasana pemakaman pasukan Ukraina yang gugur. (Getty Images/Joe Raedle)
Jakarta -

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyarankan referendum di Ukraina agar perang di Ukraina versus Rusia bisa segera diakhiri. Duta Besar Ukraina untuk RI, Vasyl Hamianin, menyatakan referendum mustahil dilakukan Ukraina lantaran wilayah tersebut diakui dunia sebagai wilayah Ukraina, bukan Rusia.

"Tidak ada wilayah yang disengketakan antara Ukraina dan Federasi Rusia, sehingga tidak mungkin mengadakan referendum di sana. Setelah Federasi Rusia melancarkan agresinya, Rusia menduduki Krimea, sebagian wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Fakta ini tercatat dalam dokumen resmi PBB," kata Vasyul Hamianin dalam keterangan tertulis, Senin (5/6/2023).

Ada sejumlah saran dari Prabowo, referendum merupakan salah satu di antaranya. Ukraina memaklumi saran dari Indonesia dengan pemahaman bahwa Indonesia memang punya pengalaman sejarah semacam itu. Namun untuk Ukraina, wilayah-wilayah yang kini diduduki tentara Rusia menjadi palagan pelanggaran kemanusiaan. Solusinya bukan referendum, tapi penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rusia harus menarik pasukannya dari wilayah Ukraina, dan batas-batas teritorial Ukraina yang diakui secara internasional harus dipulihkan. Kami tidak menerima skenario lain selain itu," kata Vasyl Hamianin.

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl HamianinDuta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin (Foto: Tangkapan layar)

Ukraina menyadari Indonesia adalah negara penting di Asia Tenggara. Bahkan Presiden Jokowi adalah pemimpin pertama negara Asia yang mengunjungi Kyiv saat agresi Ukraina. Dubes Vasyl Hamianin juga mengomentari saran Prabowo untuk masing-masing pasukan Ukraina dan Rusia memundurkan pasukan sejauh 15 km.

ADVERTISEMENT

"Gencatan senjata, pemunduran pasukan sejauh 15 km, dan pembentukan zona demiliterisasi juga tidak akan berhasil. Sekarang, Rusia sedang mencoba segala cara untuk mengacaukan serangan balik Ukraina," kata Vasyl Hamianin.

Prabowo juga mengusulkan dilakukannya gencatan senjata dalam peperangan itu. Menurut Ukraina, gencatan senjata justru dapat memberikan kesempatan Rusia untuk menyusun serangan baru untuk terus menggempur Ukraina.

"Gencatan senjata tanpa adanya penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina hanya akan memberikan Rusia kesempatan untuk mengulur waktu, menyusun kembali pasukannya, memperkuat posisinya di wilayah yang diduduki, dan mengumpulkan kekuatan untuk melancarkan gelombang agresi baru," kata dia.

Satu-satunya cara untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina adalah penarikan pasukan Rusia dari Ukraina. Menurut Vasyl Hamianin, Indonesia harus mendukung solusi ini.

"Perdamaian jangka panjang di Ukraina berarti pembebasan seluruh wilayah Ukraina dari pendudukan Rusia. Inilah tujuan Formula Perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Kami mengundang Indonesia untuk bergabung dalam mengimplementasikan formula tersebut," kata dia.

Sebelumnya, Prabowo menyampaikan saran rencana perdamaian Ukraina-Rusia tersebut pada acara International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit di Singapura, Sabtu (3/6) lalu. Prabowo punya lima saran, yakni gencatan senjata, saling mundur 15 km, membentuk pasukan pemantau dan menyarankan PBB diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi, pasukan pemantau terdiri dari negara-negara yang disepakati kedua pihak, dan melakukan referendum.

Prabowo Subianto (dok istimewa)Prabowo Subianto (dok istimewa)

"Setidaknya, mari kita coba ajukan beberapa rekomendasi konkret sehingga pertemuan seperti Dialog Shangri-La akan memiliki substansi dan makna yang lebih," kata Prabowo, dilansir AFP.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dengan tegas menolak saran Prabowo. "Kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia," kata dia.

Lihat juga Video: Pernyataan Lengkap Prabowo Beri Saran Resolusi Konflik Ukraina-Rusia

[Gambas:Video 20detik]




(dnu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads