2 Tahun Lalu, Pegawai KPK Lolos TWK Jadi ASN Usai Novel Dkk Disingkirkan

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 01 Jun 2023 11:05 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Sebanyak 57 pegawai KPK disingkirkan dari lembaga antirasuah dua tahun lalu. Momen itu imbas adanya tes wawasan kebangsaan yang dilakukan KPK kepada pegawainya.

Novel Baswedan menjadi salah satu pegawai yang harus angkat kaki dari KPK. Bersama 56 orang lainnya, penyidik senior KPK saat itu dinyatakan tidak lolos TWK.

57 pegawai KPK yang tidak lolos TWK ini kemudian mendirikan Indonesia Memanggil 57+ atau IM57+. IM57+ Institute sendiri memiliki executive board yang terdiri dari Hery Muryanto (eks Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK), Sujanarko (eks Direktur PJKAKI KPK), Novel Baswedan, Giri Suprapdiono (eks Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi KPK) dan Chandra SR (eks Kabiro SDM KPK).

Wadah ini dideklarasikan secara resmi oleh salah satu pegawai, yakni M Praswad Nugraha pada Kamis kemarin (30/9) di Gedung Dewas KPK. Dia menyebut wadah ini merupakan bentuk nyata dari pemberantasan korupsi yang sebenarnya.

TWK sendiri merupakan tes yang dilakukan KPK kepada pegawainya sebagai syarat alih status menjadi aparatur sipil negara. Tercatat, ada 1.271 orang dinyatakan lulus dan ditetapkan SK sebagai PNS oleh pimpinan KPK.

Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat ada 1.274 orang yang dinyatakan lulus TWK KPK. Namun, satu orang mengundurkan diri, satu orang meninggal dunia, hingga satu orang lagi tidak memenuhi syarat.

Status pegawai KPK pun kini beralih menjadi aparatur sipil negara (ASN). Para ASN KPK itu lalu secara resmi dilantik pada 1 Juni 2021.

Alasan Dilantik 1 Juni

Pemilihan hari pelantikan pada 1 Juni pun bukan tanpa alasan. KPK menyebut pelantikan di 1 Juni agar para pegawai KPK sebagai bentuk menghormati hari lahir Pancasila.

"Sesungguhnya komitmen kami untuk melantik pada tanggal 1 Juni hal tersebut untuk memperingati dan menghormati Hari lahir Pancasila," kata Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron kepada wartawan, Minggu (30/5/2021).

Ghufron meyebut sebetulnya dipilihnya momen 1 Juni itu agar menunjukan para pegawai KPK pancasilais.

"Sehingga secara simbolik untuk menyatakan bahwa pegawai KPK pancasilais," tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

Lihat juga Video: Sosok Rasamala Aritonang: Tolak ASN Polri, Kini Pengacara Ferdy Sambo






(ygs/dhn)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork