.webp)
Trotoar depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) sudah lama ditutup. Pejalan kaki (pedestrian) merasa dirinya dalam bahaya karena harus berjalan keluar trotoar dan melangkah di badan jalan yang juga dilintasi kendaraan bermotor.
Salah satu pejalan kaki bernama Alfan Wicaksono (18) berjalan dari Perpusatakaan Nasional (Perpusnas) menuju Stasiun Gondangdia. Perjalanan yang ditempuh Alfan saat menyusuri Jl Medan Merdeka Selatan ini cenderung lancar sampai dirinya mendapati adanya trotoar yang tak bisa diakses.
Dia merasa perjalanannya cukup berbahaya karena pejalan kaki dibiarkan berjalan di jalan raya. Dia pun berharap agar ada perbaikan keadaan sehingga trotoar bisa dilewati sebagaimana mestinya, yakni sebagai jalur pedestrian, bukan diserobot untuk kepentingan non-pedestrian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Perpusnas mau ke Stasiun Gondangdia. Itu kurang efektif dan berbahaya juga sih. Seharusnya diperbaiki biar bisa dilewati," kata Alfan saat ditemui detikcom, Selasa (30/5/2023).
Sementara pejalan kaki lainnya, Arif (54) memandang sebaiknya akses trotoar tetap bisa dilewati oleh pejalan kaki. Dia kemudian membandingkan trotoar di depan gedung perkantoran lainnya yang tetap dibuka dan bebas dilewati oleh pejalan kaki.
"Sebenarnya kalau ditutup kenapa sih? Orang di situ ada petugas keamanan juga. Kalau gitu kan (perkantoran sekitar seberang jalan) enak ada trotoar. Orang jalan malahan trotoar yang diutamakan. Apalagi ini pusat kota, orang kan pengin lihat jalan di sekitar situ," ujar Arif.
 Kondisi trotoar depan Kedubes AS, pedestrian harus berjalan di badan jalan aspal. 30 Mei 2023. (Tiara Aliya Azzahra/detikcom) |
"Kalau saya lihat sih sebenarnya nggak pantas. Itu berarti mementingkan kendaraan bukan orangnya. Yang penting mendingan Kedubesnya dipagari saja daripada trotoarnya yang jadi korban," sambungnya.
Arif mengaku khawatir dengan akses pejalan kaki yang dialihkan ke jalan raya dan bercampur dengan kendaraan bermotor. Apabila trotoar tak bisa dibuka, dia meminta agar diberikan pembatas (cone) antara jalur pedestrian dengan jalur pemotor.
"Harusnya jangan ditutup atau kalau misalnya di jalan raya, antara akses pejalan kaki sama pemotornya dipisah. Misalnya pagarnya agak menjorok sedikit, jadi orang jalan di dalam terlindungi oleh pembatas. Kalau nggak terlindungi, orang jadi mikir mau jalan," ujarnya.
 Kondisi trotoar depan Kedubes AS, pedestrian harus berjalan di badan jalan aspal. 30 Mei 2023. (Tiara Aliya Azzahra/detikcom) |
Masalah ini juga disoroti warga Jakarta lewat akun Twitter, pada 14 Mei 2023. Warga melaporkan kondisi ini ke Pemprov DKI Jakarta di akun Twitter @DKIJakarta. Keluhan ini didaftar oleh Pemprov DKI Jakarta di CRM dengan nomor laporan TW230515O3BE. Pada 30 Mei atau hari ini pukul 09.05 WIB, riwayat aduan ini diberi keterangan 'Selesai oleh Biro Pemerintahan. Terima kasih upaya tindaklanjut sesuai'.
Simak juga 'Hakim PN Jakpus yang Vonis Tunda Pemilu Mangkir Dari Panggilan KY':
