Pro Kontra Rencana One Way di 11 Titik Jalan di Jakarta

Fathia Nabila Qanita, Muhammad Fariz At Thariqi - detikNews
Jumat, 26 Mei 2023 13:13 WIB
Foto: Rencana one way di 11 titik jalan di Jakarta. (detikcom)
Jakarta -

Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana menerapkan sistem satu arah (SSA) atau one way untuk mengurai kepadatan jalan dan meningkatkan kapasitas jalan. Rencana one way di sejumlah jalan ini menuai pro dan kontra.

Sistem one way ini diharapkan mampu menurunkan tingkat kecelakaan dengan mengurangi titik konflik kendaraan dari arah berlawanan sekaligus meningkatkan kapasitas jalan. Penerapan sistem ini bakal paralel dengan penutupan u-turn di 32 titik.

Dishub DKI menyampaikan, dari 2 dari 11 ruas jalan sudah diterapkan one way, yakni Jalan Jembatan Besi XII, Jakarta Barat dan Jalan Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Selatan. Sementara kesembilan ruas jalan lainnya masih ditahap uji coba. Berikut rinciannya:

Uji coba:
1. Jalan Cikajang, Jakarta Selatan

Pengkajian lebih lanjut:
2. Jalan Karet Pasar Baru Timur
3. Jalan Karet Pasar Baru Barat
4. Jalan Duren Bangka
5. Jalan Kemang Utara IX

Tahapan sosialisasi:
6. Jalan Pondok Pinang 3, Jakarta Selatan
7. Jalan Muhi Raya (simpang Jalan Ciputat), Jakarta Selatan
8. Jalan Raya Kalimalang/simpang jalan H Naman (sisi utara), Jakarta Timur
9. Jalan Gading Indah Raya.

Suara Pengguna Jalan

Wacana penerapan sistem satu arah ini membuat warga merasa keberatan. Beberapa warga menganggap penerapan satu arah menyulitkan mobilitas.

"Jadi susah kalo mau kemana-mana. Kalo misalkan mau kemana-mana kan gampang tinggal muter balik aja di sini. Tapi kalo udah one way ya muternya pasti jadi jauh lah," kata Arianto (42), kepada wartawan di Jalan Cikajang.

Foto: Jalan Cikajang, Jakarta Selatan. (detikcom)

Pantauan di lokasi, dua jalur di ruas jalan Cikajang masih bisa dilalui kendaraan. Belum terlihat adanya penerapan one way di ruas jalan tersebut, meski ada rencana dilakukan uji coba.

Senada dengan Arianto, warga lainnya bernama Hasrul (38) berpendapat penerapan sistem one way akan menimbulkan masalah lain. Salah satu masalahnya yaitu akan ada pengendara yang melawan arah pada jalan tersebut.

"Ini kan pasti yang sering lewat sini taunya bisa dua arah. Nanti pas udah satu arah bakal ada aja motor yang nekat lawan arah, karena males muternya kejauhan," ujarnya.

detikcom juga memantau kondisi lalu lintas di ruas jalan Kalimalang. Jalan ini salah satu yang masuk tahap sosialisasi untuk penerapan one way.

Ahmad (55), warga yang kerap melintas di Jalan Raya Kalimalang ini menilai rencana one way tak berdampak besar untuk mengurai macet. Menurutnya macet hanya akan berpindah ke jalan lain.

"Bagus sih kalau emang mau mengurai kemacetan, tapi kayaknya mah sama aja. Cuma mindahin macet ke sisi seberang Jalan Kalimalang yang sana aja. Soalnya kan di sebelah sana tuh jalannya kecil juga ya, jadi kalau semua dioper ke sana ya jadi padet juga nanti," kata Ahmad.

Dia juga mengaku akan kerepotan dengan rencana one way tersebut. Sebab dia harus memutar jalan cukup jauh jika ingin kembali ke rumah dari arah Bekasi menuju Jalan Haji Naman.

"Udah gitu kalau mau ke rumah (Jalan Haji Naman) dari arah Bekasi, muternya lumayan jauh juga ya, nggak bisa langsung belok sini," ujarnya.

Foto: Jalan Raya Kalimalang/simpang jalan H Naman (sisi utara), Jakarta Timur. (detikcom)

Husniti (45), salah seorang warga yang juga berjualan di pinggir Jalan Kalimalang mengatakan rencana satu arah itu tak akan memindahkan kemacetan.

"Kalau di seberang sana jadi macet atau nggak nantinya kayaknya mah nggak ya, soalnya kalau macet pun yang sebelah sini mah masih wajar aja paling karena lampu merah," ujarnya.

"Ya paling yang sana lebih rame aja sih karena jalannya juga kecil, cuman ya nggak sampe macet lah," sambungnya.




(idn/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork