5 Fakta Terkini Viral Taksi Liar 'Peras' Penumpang di Soetta

5 Fakta Terkini Viral Taksi Liar 'Peras' Penumpang di Soetta

Isal Mawardi - detikNews
Jumat, 26 Mei 2023 07:44 WIB
Sign of a waiting taxi
Foto: (Taksi/iStock)
Jakarta -

Seorang pria mengaku menjadi korban pemerasan taksi liar di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ia diminta membayar Rp 900 ribu untuk perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Jakarta.

Kasus ini viral setelah pria bernama Feli Zulhendri mengunggah ceritanya itu di TikTok. Hal ini membuat Angkasa Pura II dan pihak kepolisian turun tangan menyelidiki peristiwa tersebut.

Singkatnya, dalam video tersebut, Feli mengaku ditawari jasa angkutan taksi oleh seorang sales di Terminal 3. Ia baru saja mendarat dari Medan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Feli mengaku tidak diberitahu soal tarif taksi tersebut. Ia mengaku kaget ketika diminta membayar Rp 900 ribu begitu tiba di Jakarta, yang mana hal itu tidak wajar.

Dari hasil penelusuran polisi, ada 3 orang yang berhasil dimintai keterangan yakni salesman, sopir taksi, dan manajer operasional perusahaan taksi mitra kerja di Bandara Soekarno-Hatta.

ADVERTISEMENT

Berikut fakta-fakta terkini kasus viral taksi liar dirangkum detikcom, Jumat (26/5/2023).

Sopir-Manajer Operasional Dimintai Keterangan

Merespons berita viral itu, Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta Kompol Reza Fahlevi menghubungi korban secara daring untuk mengetahui peristiwa yang dialami korban. Dari keterangan korban ini polisi melakukan penelusuran dan berhasil mengambil keterangan 3 orang terkait.

"Polres Bandara Soekarno-Hatta langsung merespons, langsung mengambil keterangan dari tiga orang," ujar Reza Fahlevi ketika dihubungi, Kamis (25/5).

Ketiganya adalah seorang sales berinisial HS, pengemudi taksi berinisial RS, dan manajer operasional jasa angkutan di Bandara Soekarno-Hatta berinisial J. Polisi memastikan belum ada tersangka dari kasus ini.

"Kita masih dalam tahap penyelidikan, kita masih mengumpulkan informasi," tambah Reza.

Kronologi Versi Sales dan Sopir

Polisi meminta keterangan kepada sales dan pengemudi taksi di Bandara Soekarno-Hatta terkait kasus viral 'pemerasan' tarif Rp 900 ribu. Begini kronologinya.

Diketahui peristiwa itu terjadi pada 22 Mei. Kemudian viral satu hari setelahnya, yakni pada 23 Mei.

"Jadi memang korban saat datang di Terminal 3 dalam keadaan terburu-buru mencari sarana angkut dengan destinasi tujuan daerah Kasablanka. Saat itu korban bertemu dengan sales (HS), kemudian korban menyampaikan 'bisa bantu untuk tolong carikan kendaraan jenis Innova Zenix?'" ujar Kompol Reza.

Sales Getok Harga Rp 900 Ribu

HS menyampaikan kendaraan yang diminta korban tidak tersedia. Karena itu, HS menelpon temannya yang juga merupakan seorang driver inisial RS. Kebetulan, armada yang dikemudikan RS jenis Innova Zenix, yang sama dengan permintaan korban.

"Mereka (antara HS dan korban) tidak membicarakan masalah harga. Cuma si sales menyampaikan kepada si pengemudi (RS) bahwa nanti harganya Rp 900 ribu," jelas Reza.

RS pun mengantarkan korban ke Kasablanka. Setiba di Kasablanka, korban lalu bertanya kepada RS terkait tarifnya. RS bingung karena ia mengira sudah terjadi kesepakatan antara sales HS dan korban.

RS lalu menelepon HS. Melalui sambungan telepon yang di-loud speaker, HS memberi tahu bahwa harganya Rp 900 ribu.

"Si korban keberatan dan si korban hanya mau membayar Rp 400 ribu. Jadi tawar-menawar yang terjadi di situ (Kasablanka)," tambahnya.

Lihat juga Video '6 Pencuri Mobil Taksi Online dengan Modus Kecubung Ditangkap':

[Gambas:Video 20detik]



Baca di halaman selanjutnya: sales tak lagi bekerja di Bandara Soetta.....

Sales Tak Lagi Kerja di Soetta

Polisi menyebut HS, sales di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), mengakui menggetok tarif taksi Rp 900 ribu hingga viral. Polisi memastikan HS sudah tidak lagi bekerja di Soetta.

"(Polisi) sudah berkoordinasi dengan Angkasa Pura, dan Angkasa Pura sudah mengklarifikasi bahwa atas nama HS itu sudah tidak lagi terdaftar sebagai karyawan dari perusahaan jasa angkutan yang jadi mitra Angkasa Pura," ujar Kasat Reskrim Polres Bandara Soetta Kompol Reza Fahlevi ketika dihubungi, Kamis (25/5/2023).

HS tidak lagi terdaftar sebagai karyawan bukan karena perkara getok tarif Rp 900 ribu itu. Meski bukan lagi pegawai, HS diketahui kerap berada di Soetta.

Sementara itu, pengemudi yang membawa korban, RS, bukan pegawai perusahaan taksi yang bermitra dengan Bandara Soekarno Hatta. RS hanya sopir freelance yang menawarkan jasa antar.

"Yang bersangkutan (RS) kesehariannya memang sebagai tugas. Dia kan jasa angkutan yang mengantarkan para penumpang sesuai dengan permintaan," jelas Reza.

Viral Cerita Korban Digetok Rp 900 Ribu

Video soal sopir getok harga tersebut dibagikan oleh akun TikTok @feli.zulhendri. Ia mengaku menggunakan taksi dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta setelah melakukan penerbangan dari Medan ke Jakarta.

"Jadi bagi teman-teman yang terbang ke Terminal 3 Soetta, gua enggak pernah ketemu ini di Terminal 1 dan 2, tapi pertama kali ini gua kenal di Terminal 3. Jadi teman-teman hati-hati dengan orang-orang yang seakan-akan tuh sales taksi resmi. Jadi kalau teman-teman ke counter taksi itu ada orang-orang berdiri di sekitarnya tuh, nawarin juga tuh. Nah hati-hati dengan mereka, kalau mereka bukan dari counter resmi jangan naik," kata Feli Zulhendri dalam video tersebut, dilihat detikcom, Selasa (23/5). Feli Zulhendri telah mengizinkan detikcom untuk mengutip video tersebut.

Ia menjelaskan, awalnya dia ditawari naik taksi oleh sales yang berada di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Sales tersebut, menurutnya, mengarahkannya untuk membayar langsung kepada sopir taksi tersebut.

"Jadi gua kena kasus kayak begini nih, jadi gua ditawarin ikut nih. Sales-nya bilang nanti harganya bayar aja ke sopir taksi ini. Oke ya standar dong dari Soetta ke Jakarta itu Rp 350-400 ribu, tergantung macetnya," katanya.

Namun, di tengah perjalanan, mulai muncul keganjilan. Si sopir taksi tersebut, menurut dia, mengganti pelat nomor kendaraan dengan alasan supaya bisa masuk kawasan ganjil-genap.

"Nah di tengah jalan ini dia ganti lagi nomor pelatnya supaya bisa masuk ke daerah ganjil genap. Jadi gua mulai agak-agak bingung, taksi resmi biasanya setahu gua bisa langsung masuk ke ganjil genap, tapi kenapa diganti. Ini udah tanda-tanda nih," tuturnya.

Saat itu dia tidak mempermasalahkan hal itu. Namun, begitu tiba di tempat tujuan, dia mengaku ditagih Rp 900 ribu.

"Ya udah gua diemin, gua masih enjoy nonton Netflix di taksi. Begitu sampai di tempat tujuan, dia tagih gua Rp 900 ribu. Untungnya gua udah sering naik taksi ke Jakarta dari Soetta, jadi gua tahu harga normal," katanya.

"Langsung gua bilang 'harga normalnya itu Rp 350-400 ribu, lu mau cari ribut? Kalau mau cari ribut, kita ribut, gua angkut nih'. Karena gua ngomong-nya santai, tenang, sopir taksinya jadi gugup sendiri. Gua bilang 'mana nomor telepon orangnya?'. Sopir taksinya telepon sales-nya, enggak diangkat," tuturnya.

Di akhir, Feli mengaku akhirnya hanya membayar sebesar Rp 400 ribu.

"Untungnya gua galakin balik, dan akhirnya gua cuma bayar Rp 400 ribu. Gua ancam, fotoin orangnya, nomor sales-nya, gua bilang 'gua akan cari ribut', ya gua ancam aja," tambahnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads